Setiap Harinya Polisi Kirimkan 150 Personel untuk Mengamankan Demo Tuntut Rocky Gerung

Berita157 views

Inionline.id – Menyusul maraknya demonstrasi menuntut penangkapan akademisi Rocky Gerung dalam dua hari terakhir, Polresta Balikpapan, Kalimantan Timur harus mengerahkan 150 personel atau satu satuan setingkat kompi setiap harinya untuk menjaga ketertiban aksi dan keamanan masyarakat.

Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Balikpapan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anton Firmanto, menyebut, dalam dua hari terakhir gelombang demonstrasi menuntut penangkapan Rocky Gerung cukup tinggi.

“Kami menurunkan 150 personel setiap hari untuk memastikan semua berlangsung aman dan tertib,” ujar Anton Firmanto di Balikpapan, Kamis (3/8).

Anton bahkan turut mengatur lalu lintas saat demonstrasi yang digelar di Komando Pengawal Pusaka Adat Dayak (Koppad) Borneo dan Gerakan Putra Asli Kalimantan (Gepak) Kuning. Dalam unjuk rasa itu, Koppad dan Gepak menuntut Rocky Gerung ditangkap dalam waktu 3X24 jam terhitung sejak Selasa (1/8).

Empat laporan masyarakat terkait Rocky Gerung diterima polisi di Kalimantan Timur, di mana dua disampaikan ke Polresta Balikpapan dan dua lainnya di Polda Kaltim. “Semua menuntut agar RG diproses hukum,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabis Humas) Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yusuf Sutejo.

Dua pelapor datang dari Lembaga Persekutuan Adat Dayak Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (LPADKT-KU) dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU). Polisi menerima laporan Fatayat NU Balikpapan dan LPADKT dengan No: STPL/93/VIII/2023/SPKT I.

Mereka menganggap pernyataan Rocky Gerung termasuk sebagai ujaran kebencian atau hate speech. Sebelum membuat laporan, LPADK sempat menggelar unjuk rasa yang diwarnai aksi menyembelih babi di Simpang Dome, Jalan Ruhui Rahayu, Balikpapan, Kaltim.

“Potong babi ini simbol sakit hati kami warga Kalimantan Timur, provinsi yang terpilih menjadi tempat Ibu Kota Nusantara (IKN),” tutur Ketua LAPDKT Balikpapan Nasion Lasung.

Selain menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) “bajingan tolol”, Rocky Gerung juga mengkritik pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara di Penajam Paser Utara, Kaltim.

Menurut Nasion, pernyataan Rocky telah melukai hari warga Kalimantan Timur dan menghinda nama Presiden Republik Indonesia.