Demi Hadapi El Nino, Bulog Percepat Impor 700 Ribu Ton Beras

Headline, Nasional2257 views

Inionline.id – Untuk mengantisipasi fenomena El Nino, Perum Bulog mempercepat realisasi impor 700 ribu ton beras.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan jumlah itu merupakan sisa dari penugasan impor beras 2,3 juta ton yang ditugaskan pemerintah terhadap perusahaannya pada 2022 dan 2023 ini.

Ia mengatakan dari total penugasan itu, pihaknya sudah merealisasikan impor beras 1,6 juta ton. Ia menerangkan percepatan impor perlu segera dilakukan lantaran produksi gabah atau beras dalam negeri pada semester II tahun ini turun dibanding semester I.

Penurunan produksi itu katanya, pasti akan berimbas ke potensi penyerapan beras Bulog.

“Untuk itu upaya pemenuhan kebutuhan stok cadangan beras pemerintah memang harus segera dipenuhi dari sumber lain yaitu importasi beras sesuai yang sudah diputuskan oleh pemerintah,” kata Suyamto dalam keterangan resmi, Jumat (11/8).

Ia menambahkan hingga 10 Agustus 2023, Bulog sudah menyerap 780 ribu ton beras produksi dalam negeri. Sementara total stok beras yang dikuasai Bulog mencapai 1,3 juta ton.

Bulog, lanjut Sumyamto, terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga pemerataan ketersediaan stok.

“Bulog juga terus menjamin kebutuhan pangan khususnya beras akan terus tersedia, terutama dalam kondisi rawan seperti saat ini,” ujarnya.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi fenomena El Nino bakal melanda Indonesia tahun ini dan mencapai puncaknya pada September 2023.

Namun, prediksi BRIN ini berbeda dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pasalnya, BMKG menyebut fenomena iklim pemicu turunnya curah hujan itu akan mencapai puncaknya  Agustus ini.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN Eddy Hermawan mengatakan dia menemukan terjadinya pergeseran puncak El Nino yang diprediksi pada akhir September-Oktober, berdasarkan kajiannya dari berbagai literatur ilmiah.

“El Nino 2023 tergolong unik karena puncaknya diduga bakal terjadi akhir September/awal Oktober 2023, tidak pada bulan November/Desember seperti pada umumnya. Selain itu, durasinya pun tergolong relatif pendek (berakhir hingga awal 2024),” kata Eddy, mengutip laman resmi BRIN, Jumat (4/8).