Berikut ini Kriteria Guru yang Baik Menurut Para Ulama Islam

Pendidikan657 views

Inionline.id – Islam begitu menghormati seorang pendidik, bahkan memberi penghargaan dan posisi tinggi untuk mereka. Bisa dikatakan bahwa kedudukan guru berada di bawah para nabi dan rasul, seperti yang dikutip dari buku Filsafat Pendidikan Islam.

Saking mulianya kedudukan guru dalam Islam, banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang keutamaan orang yang berilmu dan yang menyebarkan ilmu (pendidik). Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Surat Fatir ayat 28
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Arab-Latin: Wa minan-nāsi wad-dawābbi wal-an’āmi mukhtalifun alwānuhụ każālik, innamā yakhsyallāha min ‘ibādihil-‘ulamā`, innallāha ‘azīzun gafụr

Artinya: Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

2. Surat Al-Mujadalah ayat 11
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa’illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-‘ilma darajāt, wallāhu bimā ta’malụna khabīr

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3. Surat Az-Zumar ayat 9
أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Arab-Latin: Am man huwa qānitun ānā`al-laili sājidaw wa qā`imay yaḥżarul-ākhirata wa yarjụ raḥmata rabbih, qul hal yastawillażīna ya’lamụna wallażīna lā ya’lamụn, innamā yatażakkaru ulul-albāb

Artinya: (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

4. Hadits Riwayat dari Abu Hurairah (1)
مَنْ دَعَا إلى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثلُ أُجُور مِنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذلكَ مِن أُجُورِهِم شَيْئاً

Artinya: ‘Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk (yakni kebenaran), maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikit pun dari pahala mereka itu.” (HR Muslim)

5. Hadits Riwayat dari Abu Hurairah (2)
إِذا مَاتَ ابْنُ آدَمِ انْقَطَع عَمِلُهُ إلا مِنْ ثَلاثٍ: صَدقَةٍ جارية ، أوْ عِلمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صالح يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, melainkan tiga macam; sedekah jariyah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya, dan anak sholeh yang senantiasa mendoakan untuknya.” (HR Muslim)

6. Hadits Riwayat dari Abu Umamah
فضْلُ العالم على الْعابِدِ كَفَضْلي على أَدْنَاكُمْ , ثُمَّ قال: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : إِنَّ الله وملائِكَتَهُ وأَهْلَ السَّمواتِ والأرضِ حتَّى النَّمْلَةَ : في جُحْرِهَا وحتى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلى مُعلِّمِي النَّاسِ الخير

Artinya: “Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua.” “Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan pun, niscayalah semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia.” (HR Tirmidzi)

Kriteria Pendidik dalam Islam

Mengutip buku Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai pendidik. Beberapa ahli pendidikan Islam telah memutuskan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh pendidik, antara lain yaitu:

1. Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali, pendidik harus memiliki sifat sebagai berikut:

Mencintai muridnya seperti mencintai anak kandungnya.

Mengingatkan muridnya bahwa tujuan menuntut ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT bukan untuk kebanggan diri atau keuntungan pribadi.

Mendorong muridnya agar mencari ilmu yang bermanfaat yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jadi contoh yang baik bagi muridnya, seperti berjiwa halus, lapang dada, murah hati dan berakhlak terpuji lainnya.

Mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan intelektual dan daya tangkap anak didiknya.
Memahami minat, bakat, dan jiwa anak didiknya.

Mampu menanamkan keimanan ke dalam pribadi anak didik.

Mengamalkan yang diajarkannya, karena ia menjadi idola di mata anak didiknya.

Tidak mengharap materi (upah) sebagai tujuan utama dari ia mengajar. Upahnya adalah anak didik yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya.

2. Abd ar-Rahman al-Nahlawi

Beliau menyebutkan beberapa sifat yang harus melekat dalam diri pendidik yakni:

Bersifat rabbani, yaitu semua aktivitas, gerak dan langkah, niat dan jalan sesuai dengan kaidah Islam dan berkenaan dengan Allah SWT.

Ikhlas.

Jujur, terutama adanya kesamaan antara yang disampaikan ke muridnya dengan yang dilakukan.Penyabar.

Selalu berusaha meningkatkan ilmu dan mengkajinya.

Menguasai berbagai metode belajar dan dan mampu memilih metode yang sesuai.

Mampu mengelola murid, tegas dalam bertindak serta berbagai perkara secara proporsional.
Memahami perkembangan psikis anak.

Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa, keyakinan dan pola pikir angkatan muda.

Bersikap adil dalam mengahadapi murid.