403 Orang Menjadi Korban Tewas Sekte Sesat di Kenya

Internasional557 views

Inionline.id – Jumlah korban tewas akibat sekte sesat Kenya yang dikenal dengan ‘Pembantaian Hutan Shakahola’ bertambah menjadi 403 orang.

Jumlah korban tewas meningkat setelah aparat menemukan lagi 12 mayat dalam Hutan Shakahola. Belasan jasad ini disebut masih merupakan anggota dari Gereja Kabar Baik Internasional (Good News International Church) yang dipimpin Paul Mackenzie Nthenge.

Mackenzie dituduh memerintahkan para pengikutnya berpuasa agar bisa masuk surga sebelum kiamat hingga menyebabkan anggota sekte mati kelaparan.

“Jumlah korban tewas 403 (orang),” ujar Komisaris Regional Pantai Rhoda Onyancha seperti dilansir AFP, Senin (17/7/2023).

Belasan mayat itu ditemukan saat aparat menggali bongkahan kuburan massal di lokasi di mana pemimpin sekte,Mackenzie, diduga mendesak para pengikutnya untuk mati kelaparan.

Pejabat regional Rhoda Onyancha mengatakan lebih dari 600 orang masih hilang hingga kini diduga terkait gereja tersebut.

Pekan lalu, penyidik memperluas area pencarian guna menemukan korban lainnya. Penyelidik pun masih terus mencari kemungkinan ada kuburan lainnya di sekitar lokasi.

Korban tewas pertama kali ditemukan di lokasi ini pada 13 April lalu.

Beberapa di antara mereka tewas, sementara itu sejumlah lainnya masih hidup namun dalam kondisi lemah dan kurus.

Berdasarkan autopsi, kelaparan diduga menjadi penyebab utama kematian. Namun, beberapa korban termasuk anak-anak tampak meninggal akibat dicekik atau dipukuli.

Mackenzie merupakan mantan sopir taksi yang kemudian berubah haluan menjadi pengkhotbah. Dia telah ditahan polisi sejak pertengahan April lalu.

Pada 13 Juli, pengadilan di kota pelabuhan Mombasa Kenya memperpanjang penahanannya selama satu bulan sambil menunggu penyelidikan.

Jaksa penuntut mengatakan Mackenzie menghadapi tuduhan terkait terorisme atau genosida. Sampai saat ini, dia belum diminta untuk mengajukan pembelaan.

Pria yang mengklaim sebagai pendeta dan ayah dari tujuh anak itu mendirikan Gereja Internasional Good News pada 2003.