Yoshikuni Watanabe Hingga Ridwan Kamil Hadir di Rapat Paripurna Istimewa HJB ke-541

Antar Daerah557 views

Inionline.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor menggelar Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Bogor (HJB) ke-541 di ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD Kota Bogor, Sabtu (3/6/2023).

Rapat paripurna dipimpin Wakil Ketua 1 DPRD Kota Bogor, Jenal Mutaqin dan dihadiri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor, Bima Arya, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim beserta unsur Forum Komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) Kota Bogor beserta tamu undangan lainnya dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, organisasi masyarakat.

Pada HJB ke 541 ini juga hadir Wali Kota Kisarazu, Yoshikuni Watanabe yang dijadwalkan akan berada di Kota Bogor selama dua hari.

Sebelum menghadiri Rapat paripurna istimewa, Ridwan Kamil bersama Atalia Praratya dan Bima Arya beserta Yane Ardian menaiki kereta kuda diikuti kereta kuda yang dinaiki Dedie Rachim beserta Yantie Rachim dan iring-iringan bus Uncal Forkompinda Kota Bogor.

Sesampainya di depan Gedung DPRD Kota Bogor, rombongan disambut Drumband Canka Lembayung Muda Polbangtan Bogor, Penari Mapag serta juga diisi oleh Orchestra Sriwedari Music.

Dalam sambutannya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan doa atas Hari Jadi Bogor ke 541 agar Kota Bogor maju, sejahtera dan berprestasi yang menjadi teladan.

“Dan semua itu sudah terwakili oleh Wali kotanya yang jadi ketua wali kota-wali kota se-Indonesia raya,” ujarnya.

Dalam lima tahun terakhir, di masa kepemimpinannya,dan Uu Ruzhanul Ulum, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sudah menyelesaikan dan mengalokasikan anggaran sekitar setengah triliun untuk pembangunan di Kota Bogor.

Bantuan dana provinsi yang digelontorkan diantaranya adalah untuk pembangunan Jembatan Otista, pembangunan Alun-alun Kota Bogor, revitalisasi Situ Gede, pembangunan RSUD Kota Bogor dan ke depan sudah disetujui anggaran Rp 100 miliar untuk pembangunan Kampung Atlet di Kota Bogor.

Ke depan lanjut Ridwan Kamil, ada tiga tantangan yang perlu dicermati bersama untuk bersiap-siap dalam menghadapi disrupsi. Pertama disrupsi pandemi, disrupsi digital dan disrupsi global warming.

Dalam mengatasi pandemi Jawa Barat memperkuat kolaborasi dan gotong royong sehingga bisa melaluinya dengan baik. Dalam disrupsi digital, Ridwan Kamil menyampaikan Kota Bogor sudah berada di depan dan menjadi teladan serta gagasan dalam membangun smart city.

“Di Jawa Barat Disrupsi digital dibagi dua, revolusi digital di internal, revolusi digital di desa di kota di Jawa Barat yang totalnya ada 27 kota/kabupaten dan jumlah desa ada 5.300 kampung atau desa. Di desa-desa kabupaten ada program desa village atau desa digital,” ujarnya.

Capaian lainnya adalah saat ini sudah ada 4.000 generasi muda Jawa Barat yang kembali ke desa dengan modal yang dibantu oleh Pemprov, kemudian pengusaha lokal going global, dan satu pesantren satu produk di 4.200 pondok pesantren.

Selanjutnya capaian yang berhasil diraih Jawa Barat adalah pengentasan 1.000 desa tertinggal desa miskin dan desa termiskin.

Dalam menghadapi global warming Jawa Barat kehilangan sekitar 700 hektare lahan di utara Jawa Barat dari wilayah Bekasi hingga Subang yang awalnya tanah masyarakat berubah menjadi lautan.

“Jadi kesimpulannya, pemanasan global, global warming nyata, krisis lingkungan nyata,” tegasnya.

Oleh karena itu, lanjut Emil sapaannya, dalam lima tahun kebelakang Pemprov Jabar menargetkan menanam 50 juta pohon dan sekarang sudah ditanam melebih target mencapai 77 juta pohon.

Ia juga menitipkan pesan kepada para pejabat dan masyarakat untuk mengurangi global warming untuk menggunakan kendaraan listrik.

Dalam Rapat paripurna istimewa HJB ke 541 ini juga dibacakan sejarah Bogor, pantun pacilong dan wangsit siliwangi.

Wali Kota Bogor, Bima Arya dalam sambutannya menyampaikan bahwa warisan pusaka adalah hal tak ternilai yang harus selalu dijaga. Bukan hanya penghormatan kepada leluhur dan pendahulu, tapi sebagai pembelajaran dari masa lalu untuk bekal menjemput masa depan.

“Karena pusaka bukan hanya bangunan atau peninggalan fisik, tapi juga nilai-nilai luhur sebagai ciri utama peradaban yang mulia, tidak pernah ada dalam sejarah negara makmur tanpa nilai nilai luhur. Tidak pernah ada dalam cerita dongeng sekalipun, negara maju tanpa warga yang bersatu,” ujarnya.

Sejarah kota Bogor adalah sejarah keberpihakan kepada rakyat. Cerita tentang Kerajaan Pajajaran adalah cerita tentang nilai-nilai luhur memanusiakan manusia.

Kepemimpinan Prabu Siliwangi adalah kepemimpinan yang mengayomi untuk semua. Pemimpin yang cinta kepada rakyatnya, rakyat yang bangga atas pemimpinnya, warga yang saling menghormati antar sesama.

541 tahun sejarah Bogor adalah penggalan berbagai sejarah kebersamaan dari masa ke masa.

“Ini cerita tentang ikhtiar tanpa henti dari pemimpin dari setiap masa untuk memuliakan warga, karena tidak ada pemimpin yang mau menyusahkan warganya. 541 tahun sejarah Bogor adalah tentang jatuh bangun dan suka juga duka para pemimpin dalam menjalankan amanat besar di pundaknya,” katanya.

Selain itu, 541 tahun sejarah Bogor adalah sejarah tentang manusia-manusia yang yang tidak kenal putus asa untuk menebar kebaikan.

“Perjalanan adalah pilihan. Namun optimis adalah keharusan. Berjalan ke depan adalah keniscayaan. Berjalan bersama-sama adalah pilihan. Mari kita arungi perjalanan ke depan dengan kebersamaan. Mari kita jadikan warisan nilai luhur masa lalu untuk bekal menjemput masa depan. Mari kita jaga bersama warisan pusaka dengan rasa bangga,” katanya.

Di akhir rapat paripurna, diberikan berbagai penghargaan untuk para tokoh dan mereka – mereka yang menginspirasi. Kegiatan selanjutnya dilaksanakan kegiatan ramah tamah di ruang serbaguna DPRD Kota Bogor.