Ciptakan Sistem Ecogreen, Dosen Universitas Wahid Hasyim Terima Anugrah Kalpataru 2023

Berita157 views

SEMARANG, Inionline.id – Dosen Universitas Wahid Haysim Semarang, Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, Dipl. WRD, M. Eng. mendapatkan penghargaan Kalpataru 2023 untuk kategori Pembina Lingkungan.

Selain Kalpataru 2023, sejumlah penghargaan lain juga yang pernah diraih Nugroho, salah satunya dosen berprestasi nasional tahun 2007.

Tak hanya itu, Nugroho memiliki segudang karya-karya inovasi terutama terhadap kepedulian dalam mengatasi penurunan atau degradasi lingkungan sejak 2005, khususnya terhadap sumberdaya air dan tanah yang mengancam pada ketahanan pangan dan kesehatan Lingkungan.

Melalui riset terintegrasi, Nugroho menciptakan Teknologi Biosoildam MA-11 yang mampu mengkonsevasi tanah dan air untuk daya dukung suatu lahan.

“Teknologi ini dapat diterapkan dengan biaya murah, cepat, dan terukur oleh setiap masyarakat pada setiap kondisi lahan termasuk lahan ekstri. Seperti, eks lahan tambang, lahan tandus (marjinal), lahan jenuh pupuk & pestisida kimia (sintetik/anorganik),” terang Nugroho dalam rilis tertulisnya.

Kegiatan yang dilakukan Nugroho tersebut, berupa implementasi Agrokonservasi kepada para sekotor riil khususnya kelompok tani.

Implementasi ini dengan nama Biosoildam MA-11 yaitu suatu konsep pemuliaan tanah pada lahan pertanian, perkebunan, ex tambang, lahan tidur dll.

Prinsip kegiatan ini adalah masyarakat mampu meningkatkan hasil panen pertanian sekaligus juga tetap menjaga daya dukung tanah secara berkelanjutan.

Penemuan Sietem Agrokonservasi melalui Teknologi Biosoildam MA-11 ini, sangat relevan sekali dan mampu memecahkan situasi krisis saat ini yaitu :

Adanya Perubahan Iklim Global, sehingga komoditas yang menerapakn teknologi ini mampu hadapi cuaca ektrim seperti banjir, badai dan kekeringan.

Adanya tekanan ekonomi global akibat perang Eropa kondisi ini telah memicu kenaikan inflasi lebih kencang ketimbang kesiapan kebijakan moneter untuk mengantisipasinya. Sehingga mengakibatkan banyak negara sudah mengalami multi krisis.

Dampak pandemi Covid-19 yang telah melumpuhkan banyak sektor pelaku ekonomi dan termasuk UMKM. Diharapkan teknologi ini mampu dengan cepat menggerakkan dan menyelamatkan roda perekonomian terutama di desa karena bisa dikerjalan oleah siapa saja dengan biaya murah, proses cepat hasil melimpah.