Bupati Terjun Usut Perihal Gegernya Tabungan Siswa SD Pangandaran Rp5 M Tak Cair,

Berita057 views

Inionline.id – Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata bakal mengusut kasus uang tabungan senilai Rp5 miliar milik siswa sekolah dasar di kawasan Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi, Pangandaran, yang tidak bisa dicairkan.

JejeĀ membentuk tim khusus untuk mengusut masalah tersebut.

Diberitakan detikcom, Selasa (20/6), Pemkab Pangandaran telah mengumpulkan 35 kepala sekolah tingkat sekolah dasar beserta komite, pengurus koperasi, serta dinas terkait di aula Setda, Cintakarya, Parigi, Pangandaran untuk membahas masalah tersebut.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan setelah pertemuan akan membuat tim khusus lintas sektoral demi menyelesaikan masalah.

“Ketua tim khusus dipimpin Inspektorat Pangandaran Apip Winayadi, Wakilnya Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga Agus Nurdin, Sekretarisnya Kabag Hukum Yayat dan Pegiat Hukum Fredy dan beberapa orang lainnya,” kata Jeje.

Ia mengatakan tim ini akan melakukan evaluasi setiap dua minggu sekali mengenai langkah selanjutnya. Menurut Jeje, nilai uang tabungan yang dipinjam di koperasi bernilai Rp5 miliar yang tersebar di dua kecamatan, Parigi dan Cijulang.

“Kalau di daerah lain juga nggak ada kemungkinan, cuma masih terdengar baik,” katanya.

Dia menyebut, persoalan tabungan ada dua penyebab di antaranya kondisi Covid-19, dan ketika sistem penggajian guru beralih ke sistem digital.

“Jadi guru itu pinjam uang ke koperasi, biasanya dibayar dari potongan gaji. Sementara sekarang gaji guru masuk langsung rekening,” ucapnya.

Kasus ini mencuatĀ usai sejumlah orang tua siswa kelas 6 di Kabupaten Pangandaran mengeluhkan uang tabungan anaknya tidak bisa dicairkan.

Disdikpora Pangandaran pun menjelaskan soal pengelolaan buruk koperasi tempat anak-anak menabung itu. Kondisi itu terjadi di beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Cijulang, bahkan uang yang belum dikembalikan kepada siswa ditaksir mencapai miliaran rupiah secara keseluruhan.

Dari hasil penelusuran, penyebabnya adalah pengelolaan koperasi yang buruk. Rata-rata koperasi yang mengelola uang tabungan siswa mengalami kolaps.

Uang koperasi dari tabungan siswa tersebut dipinjam oleh guru untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah dan proses pelunasan dari peminjam tak berjalan dengan baik.

Disdikpora Pangandaran masih menghitung total kerugian dan berupaya agar koperasi dan guru yang terlilit utang untuk segera mengembalikan uang yang dipinjam.