Demonstrasi Protes Biaya Hidup Tinggi, Massa Pecah di Kenya

Internasional157 views

Inionline.id – Gelombang demonstrasi anti-pemerintah Kenya terus memanas hingga menimbulkan korban jiwa. Pada Senin (27/3) waktu setempat, seorang pria muda ditembak mati saat berunjuk rasa.

Aksi unjuk rasa di Kenya dipimpin oleh pemimpin oposisi Raila Odinga serta para pendukungnya. Mereka menuding Presiden William Ruto melakukan kecurangan pada pemilu tahun lalu, serta gagal memimpin negara hingga menyebabkan tingginya biaya hidup di negara Afrika timur itu.

Odinga menyerukan para pendukungnya untuk melakukan aksi protes setiap hari Senin dan Kamis, meski pihak berwenang telah menyebut aksi demo tersebut sebagai tindakan ilegal.

Akibatnya, polisi mengerahkan gas air mata untuk menghalau massa, dan menembakkan canister ke mobil yang membawa rombongan wartawan. Satu pedemo tewas dalam demonstrasi berujung kekerasan tersebut.

“Satu orang ditembak mati. Tidak diketahui identitasnya, dia masih muda,” kata CEO Jaramogi Odinga Hospital, George Rae, seperti dikutip dari AFP.

Sepekan sejak demonstrasi pecah, sebanyak 31 petugas mengalami luka-luka dan lebih dari 200 orang ditangkap. Beberapa di antaranya termasuk politisi oposisi senior.

Demonstrasi yang terjadi di Kenya saat ini menjadi kerusuhan politik besar pertama, sejak Presiden Ruto menjabat 6 bulan yang lalu.

Menanggapi unjuk rasa tersebut, Ruto mendesak kelompok oposisi untuk menghentikan demonstrasi.

“Saya memberi tahu Raila Odinga bahwa jika dia memiliki masalah dengan saya, dia harus menghadapi saya dan berhenti meneror negara,” ujar Ruto.

Kondisi perekonomian Kenya memang semakin memprihatinkan. Selain sulitnya mendapatkan makanan, kini warga Kenya harus bertahan hidup di tengah tingginya harga bahan pokok dan anjloknya nilai mata uang negara.

Tak hanya itu, faktor alam seperti kekeringan juga menyebabkan jutaan warga mengalami kelaparan.