Dimungkinkan Bisa Bicara dengan Orang Mati secara Virtual Lewat Teknologi Ini

Iptek157 views

Inionline.id – Artur Sychov dari Somnium Space – perusahaan yang bergerak di bidang Virtual Reality (VR) – mengatakan pengembangan ChatGPT yang terus bergerak cepat, akan mendorong ragam proyek-proyek yang ambisius dan tak masuk akal dalam hitungan tahun.

Sabtu (4/2), pihaknya saat ini telah menemukan seorang penggunanya yang mampu mengintegrasikan chatbot OpenAI ke dalam proyek metaverse-nya. Menciptakan asisten virtual yang menawarkan jalur lebih cepat untuk pengembangan mode ‘Live Forever’.

‘Live Forever’ merupakan proyek ‘gila’ Sychov yang berambisi memungkinkan orang menyimpan cara bagaimana orang terkasihnya berbicara, bergerak, dan bersuara hingga setelah mereka meninggal dunia. Saat itu, jika orang yang disayanginya sudah meninggal dunia, maka mereka dapat kembali dari kematian sebagai avatar online untuk berbicara dengan kerabatnya.

Sychov, terinspirasi untuk mengembangkan mode ‘Live Forever’ setelah ayahnya meninggal. Saat itu, dia memperkirakan idenya tersebut bakal terealisasi dalam waktu lima tahun. Sekarang, karena kemajuan dalam model kecerdasan buatan, dia memperkirakan hanya perlu beberapa tahun lagi sebelum orang dapat berbicara dengan robot realitas virtual tanpa menyadari bahwa mereka bukan orang sungguhan.

“AI berkembang sangat cepat. Sejujurnya, ini berkembang lebih cepat dari yang kami perkirakan,” kata Sychov.

Tidak seperti proyek metaverse lainnya, Somnium Space sudah sepenuhnya kompatibel dengan headset realitas virtual, memungkinkan pengalaman 3D yang imersif bagi pengguna untuk membangun dan membuat objek dari pengalaman mereka sendiri.

Namun yang perlu diketahui, bukan Sychov yang menerapkan atau mengembangkan API ChatGPT ke dunia Somnium-nya, tetapi salah satu pengguna metaverse-nya bernama Artific. Ia telah membangun berbagai dunia di Somnium Space dan menyewakan sebagian ruangnya kepada orang lain yang sedang mengembangkan pengalaman online mereka sendiri.

Artific, yang telah bekerja dalam ilmu data, telah lama skeptis terhadap kecerdasan buatan, tetapi dia kagum dengan kemampuan AI untuk bercakap-cakap melalui bot ChatGPT dan mencoba melihat bagaimana hal itu dapat digunakan dalam metaverse Sychov.

Momen itu datang ketika Artific bertanya kepada ChatGPT bagaimana ia dapat mengintegrasikan ChatGPT ke dalam Somnium Space, dan robot virtual memberikan rencana kasar yang kemudian diubah dan diselesaikan oleh Artific.

“Itu mengejutkan bagi saya. Tentu saja, masih banyak kemajuan yang harus dilakukan oleh AI. Tapi dengan sudah berfungsi seperti itu, bagi saya sesuatu yang mengejutkan,” katanya.

Menurut Sychov, langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk menyimpan semua rekaman data secara memadai, yang diperlukan agar robot AI virtual dapat melakukan percakapan dengan kecepatan yang terasa alami bagi manusia sambil juga menyaring data.

Dia menyebutkan bahwa implementasi kecerdasan buatan bisa lebih mudah di metaverse daripada di dunia nyata, karena banyaknya data yang tersedia untuk diserap robot.

“Itu lebih baik dibandingkan dengan dunia nyata, di mana lebih sulit bagi kecerdasan buatan untuk menafsirkan banyak gambar dan pengalaman yang membentuk kehidupan,” kata dia.