Meski Covid di China Melonjak Produsen Obat Pastikan Bahan Baku Aman

Ekonomi257 views

Inionline.id – China selaku negara pemasok utama kebutuhan farmasi Indonesia, produsen obat di dalam negeri memastikan bahan baku obat aman meski ada lonjakan kasus covid di.

PT Indofarma Tbk misalnya mengatakan lonjakan kasus covid tak berpengaruh ke bahan baku obat mereka.

“Aman, aman (pasokan bahan baku obat). Gak masalah. Karena kami tidak bergantung dari China, dari India juga banyak,” ungkap Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto, Selasa (10/1).

Arief menjelaskan Indofarma melakukan impor bahan baku obat melalui vendor. Kebutuhan bahan baku impor masih cukup besar karena mencapai 75 hingga 80 persen.

Ketergantungan besar itu terjadi karena industri di dalam produksi bahan baku obat di dalam negeri kurang.

Ia menuturkan China dan India adalah dua negara utama pemasok bahan baku obat untuk Indofarma. Namun, Arief mengaku mengurangi ketergantungan impor sejak 2 tahun lalu.

Sebagai gantinya, Indofarma membeli beberapa bahan baku obat yang diproduksi di pabrik milik PT Kimia Farma Tbk. Kendati, Arief menekankan langkah tersebut dilakukan perlahan, sedikit demi sedikit.

Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa China dan India adalah dua negara yang menyediakan bahan baku farmasi dengan harga ekonomis. Meski China sempat lebih dominan, kini porsi antara kedua negara tersebut seimbang.

“Sementara ini yang harganya ekonomis cuma dua itu, yang lain ada tapi kan harganya mahal. Sekarang sudah 50-50 (antara China dan India). Sebelumnya China tidak terlalu dominan juga lah, mungkin 65-35 (China-India), tidak terlalu dominan juga,” pungkasnya.

Di lain sisi, Corporate Secretary & Investor Relations PT Bio Farma (Persero) Rifa Herdian turut memastikan bahan baku vaksin aman di tengah lonjakan kasus covid-19 di Negeri Tirai Bambu.

“Untuk stok bahan baku vaksin saat ini aman, khususnya untuk vaksin covid-19 Indovac produksi Bio Farma, mengingat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) nya mencapai 90 persen, dipenuhi dari bahan baku dalam negeri,” jelasnya saat dikonfirmasi.

Terlepas dari itu, China saat ini sedang menghadapi lonjakan kasus covid-19 dan rawat inap di kota-kota besar. Mereka juga bersiap menghadapi penyebaran lebih luas usai meningkatnya perjalanan menjelang Tahun Baru Imlek.

Kementerian Perhubungan setempat mengimbau warga mengurangi perjalanan dan pertemuan, terutama bila melibatkan orang lanjut usia, ibu hamil, anak kecil, dan mereka yang punya kondisi bawaan. Orang-orang yang menggunakan transportasi publik juga disarankan memakai masker.

Menurut catatan rapat badan kesehatan yang bocor ke media, pada 20 hari pertama Desember 2022 setidaknya 250 juta penduduk China diduga terinfeksi virus corona.

Namun, Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) merilis angka berbeda. Menurut mereka, selama 20 hari pertama di Desember tahun lalu jumlah kasus di China tercatat 62.592 kasus.