Inionline.id – China menggelar latihan militer di laut dan udara di sekitar wilayah Taiwan pada Minggu (25/12).
Militer China menyatakan latihan itu sebagai respons atas provokasi dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu yang ada di Taipei.
Selama ini China mengklaim Taiwan sebagai wilayah terirorialnya, namun Taipei menyatakan diri mereka sebagai negara yang merdeka. Taiwan menegaskan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka
Taipei menuding latihan militer yang dipertontonkan Beijing itu telah menghancurkan perdamaian di kawasan, dan mencoba untuk menakut-takuti rakyat Taiwan.
Baru-baru ini, China berang dengan UU Pertahanan baru AS yang memungkinkan bantuan militer Negara Paman Sam itu ke Taiwan. China menuding undang-undang AS itu sebagai bentuk provokasi politik terkait Taiwan.
Tanpa menjelaskan lokasi spesifik latihan, komando timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menytakan latihan militer itu sebagai, “Tanggapan yang dihasilkan atas eskalasi kolusi dan provokasi saat ini dari Amerika Serikat dan Taiwan.”
PLA pun menegaskan akan menggunakan segenap kekuatan untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial China.
Merespons latihan militer China itu, Kemenhan Taiwan mengatakan justru itu menunjukkan mental provokasi yang bisa menghancurkan perdamaian dan stablitas regional.
Kali terakhir China menggelar latihan miilter di sekitar kepulauan Taiwan adalah pada Agustus lalu saat Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei.
“Tindakan ‘intimidasi militer’ Komunis China jelas ditujukan untuk menakuti rakyat kita, dan tidak kondusif bagi citra internasional [China],” demikian pernyataan resmi Kemenhan Taiwan.
Amerika Serikat adalah pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan, meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal. Penjualan senjata AS ke Taiwan selalu mengganggu hubungan Beijing dengan Washington.
