Pj Gubernur DKI Imbau Perusahaan WFH Hari Ini untuk Mengantisipasi Badai

Berita057 views

Inionline.id – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau perusahaan di Jakarta menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) menyusul potensi badai dahsyat yang diprediksi terjadi pada Rabu (28/12) ini.

“Kalau memang nanti jam kerja, masing-masing (perusahaan) swasta bisa mengambil kebijakan untuk WFH,” kata Heru di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (27/12).

Heru menyampaikan selain menghindari potensi cuaca ekstrem, kebijakan WFH ini juga bisa menekan kemacetan jelang malam pergantian tahun 2023.

Ia memastikan Pemprov DKI akan terus memberikan informasi terkait kondisi cuaca secara berkala agar jadi acuan bagi perusahaan dalam menerapkan WFH.

Tidak hanya itu, untuk meminimalisasi potensi banjir, ia menerangkan bahwa Pemprov DKI akan melakukan pengerukan kali dan sungai di wilayah Jakarta.

Sementara itu, BNPB bersama TNI AU dan BRIN menyebut akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) hingga awal tahun dalam mengantisipasi cuaca ekstrem, hujan deras, dan badai yang diprediksi akan terjadi.

“Nanti pelaksanaannya BRIN dengan TNI AU, penganggaran dari BNPB, kita akan melaksanakan TMC,” kata Kepala BNPB Suharyanto di Graha BNPB, Jakarta Timur.

Sebelumnya, peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memprediksi hari ini akan terjadi badai dahsyat di Jabodetabek.

“Siapapun Anda yang tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022,” kicau Erma di akun Twitternya.

Ia menjelaskan badai itu berasal dari laut dan dipindahkan ke darat melalui dua jalur. Yakni, dari barat melalui angin baratan yang membawa hujan badai dari laut (westerly burst), dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat (northerly, CENS). Menurutnya, pusat serangan badai itu ada di Banten, Jakarta, Bekasi.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) punya pendapat yang berbeda soal badai dahsyat yang diprediksi akan terjadi pada 28 Desember di Jabodetabek. BMKG menilai fenomena yang terjadi di periode akhir tahun adalah hujan ekstrem.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerangkan terminologi ‘badai’ lebih terkait dengan Siklon Tropis dengan pusaran yang kencang dan disertai hujan lebat. Namun, badai itu berpotensi menjauh dari Jabodetabek dan bergeser ke wilayah Utara Papua.

“Nah, itu dideteksi akan terjadi tadi di wilayah sebelah utara Papua,” kata Dwikorita, Selasa.

Dwikorita turut menunjukkan peta prakiraan cuaca. Ia menunjuk warna merah sebagai tanda cuaca buruk yang sedang terjadi di wilayah Jawa Tengah dan Laut Jawa yang berkembang hingga Jawa Timur.

Sementara, kata dia, curah hujan di Jawa Barat atau Jabodetabek pada tanggal 28 Desember masih menunjukkan hijau, yang artinya ringan sampai sedang. Karena itu, menurut Dwikorta, cuaca di Jawa Barat dan Jabodetabek pada 28 Desember masih relatif aman.