Paus Fransiskus Mohon Putin Setop Perang Karena Berisiko Perang Nuklir

Internasional057 views

Inionline.id – Paus Fransiskus untuk pertama kalinya secara langsung memohon kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan “lingkaran kekerasan dan kematian” di Ukraina. Paus menyebut krisis itu mempertaruhkan eskalasi nuklir dengan konsekuensi global yang tak terkendali.

Senin (3/10/2022), dalam pidato yang didedikasikan untuk Ukraina dan ditujukan kepada ribuan orang di Lapangan Santo Petrus, di Vatikan City, Paus Fransiskus juga mengutuk pencaplokan terbaru Putin atas wilayah-wilayah Ukraina sebagai tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional. Dia mendesak Putin untuk memikirkan rakyatnya sendiri jika terjadi eskalasi.

Seorang pejabat Vatikan mengatakan pidato yang berapi-api itu mengingatkan pada seruan perdamaian via radio oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun 1962 selama Krisis Rudal Kuba.

Ini adalah pertama kalinya Fransiskus, yang sering mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan kematian serta kehancuran yang ditimbulkannya, mengajukan permohonan pribadi secara langsung kepada Putin.

Mengatakan dia dihantui oleh “darah dan air mata yang telah tumpah dalam beberapa bulan ini,” Paus Fransiskus juga meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk terbuka terhadap “usulan perdamaian yang serius”.

Putin membuat seruan mendesak “atas nama Tuhan” untuk mengakhiri konflik dan mengatakan “tidak masuk akal” bahwa dunia mempertaruhkan konflik nuklir.

“Permohonan saya terutama ditujukan kepada presiden Federasi Rusia, memohon dia untuk menghentikan lingkaran kekerasan dan kematian ini, bahkan karena cinta untuk rakyatnya sendiri,” kata Paus Fransiskus pada Minggu (2/10) waktu setempat.

“Di sisi lain, bersedih karena penderitaan besar penduduk Ukraina menyusul agresi yang dialaminya, saya menyampaikan permintaan dengan harapan yang sama kepada presiden Ukraina untuk terbuka terhadap proposal perdamaian yang serius,” katanya.

Dalam pidato yang disampaikan dua hari setelah Putin memproklamirkan pencaplokan hampir seperlima wilayah Ukraina, Paus Fransiskus juga menekankan hak semua negara untuk “kedaulatan dan integritas teritorial”.

“Saya sangat menyesalkan situasi genting yang telah tercipta dalam beberapa hari terakhir, dengan lebih banyak tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional,” katanya dengan jelas merujuk pada aneksasi.

“Ini, pada kenyataannya, meningkatkan risiko eskalasi nuklir ke titik yang mengkhawatirkan dengan konsekuensi yang tidak terkendali dan bencana di tingkat global,” tandas Paus.