Meski Harga Pertalite Naik OJK Pede Ekonomi RI Kuat di Atas 5 Persen

Berita157 views

Inionline.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di level atas 5 persen pada akhir 2022 meski harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi naik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kenaikan harga BBM memang menjadi hal yang tidak bisa dihindari oleh pemerintah. Pasalnya, anggaran untuk subsidi energi jebol akibat lonjakan harga minyak dunia yang terjadi sebagai imbas dari konflik Rusia dan Ukraina.

Menurutnya, kenaikan harga BBM memang akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi RI.

“Tapi dari skenario dan prakiraan yang dihitung, seluruhnya tetap menggambarkan pertumbuhan 2022 ekonomi Indonesia kuat di atas 5 persen,” ungkap Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB), Senin (5/9).

Meski demikian, ia belum bisa menjabarkan secara lebih rinci berapa nilai pasti dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Yang pasti, ia yakin pertumbuhan ekonomi domestik tetap positif.

“Ada range antara sekian sampai sekian. Tapi yang manapun saya gak akan masuk rinciannya, harus dilihat seberapa jauh perhitungan skenario tadi akan berlangsung dengan realita tapi skenario tetap kuat untuk seluruh 2022,” imbuh Mahendra.

Pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis pertalite dan solar pada Sabtu (3/9) lalu. Pertalite naik dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu per liter. Sedangkan solar naik dari Rp5.100 menjadi Rp6.800 per liter.

“Pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi pertalite menjadi Rp10 ribu, kemudian solar subsidi Rp6.800 per liter,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Selain itu, pemerintah juga menaikkan harga BBM non subsidi jenis pertamax. BBM itu naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Sinyal kenaikan harga BBM subsidi sudah bergema sejak beberapa pekan terakhir karena proyeksi kuota APBN 2022 jebol akhir tahun.

Presiden Jokowi mengatakan alokasi untuk subsidi energi dari APBN jebol hingga Rp502,4 triliun pada tahun ini.

“Subsidi 2022 telah 3 kali meningkat dari Rp105 triliun menjadi Rp502 triliun dan akan meningkat terus,” kata Jokowi.