Karena Perubahan Iklim RI Bisa Rugi 40 Persen dari PDB 2050

Ekonomi257 views

Inionline.id – Karena perubahan iklim Indonesia diperkirakan rugi 40 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2050. Angkanya jauh lebih besar dari rata-rata kerugian negara di dunia yang hanya 18 persen.

Asisten Direktur Departemen Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Heru Rahadyan menerangkan kerugian itu akan mempengaruhi berbagai sektor ekonomi, termasuk mempengaruhi masyarakat ekonomi atas hingga ekonomi menengah ke bawah, serta perusahaan besar dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

“Kalau pendapatan kita hilang 40 persen (dari PDB), itu kan efeknya banyak sekali. Ada yang jatuh miskin, perusahaan bangkrut,” katanya dalam diskusi bertajuk Keuangan Berkelanjutan 101 oleh BI dan WWF Indonesia, Rabu (31/8).

Menurut Heru, kerugian RI lebih besar dari rata-rata kerugian negara-negara di dunia karena kondisi geografis sebagai negara kepulauan dan negara agraris.

“Kita lebih tinggi (kerugian) karena geografis Indonesia sangat rentan. Kita lokasinya banyak gunung berapi yang berada di ring of fire. Lalu, penduduk yang tinggal di pesisir pantai ada banyak, jutaan,” terang dia.

Sebagai negara kepulauan, sambung Heru, perubahan iklim akan sangat mempengaruhi distribusi logistik ke seluruh wilayah, karena mobilitas angkutan laut maupun udara sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.

Sedangkan, sebagai negara agraris, ia menuturkan perubahan iklim akan sangat mempengaruhi produktivitas sektor pertanian dan perikanan, dimana proses produksinya pun dipengaruhi oleh kondisi cuaca.

“Kita banyak nelayan, kalau gelombang tinggi atau badai, maka banyak yang tidak bisa melaut. Kemudian, kita juga agraris, pertanian dan perkebunan kalau kekeringan susah panen, jadi kalau hujan pun susah panen,” imbuh Heru.

Oleh karena itu, Heru menegaskan perubahan iklim akan berdampak besar terhadap logistik dan rantai pasok Indonesia hingga berdampak pada perekonomian, perbankan, dan sistem keuangan.

Saat ini, kerugian ekonomi Indonesia yang diakibatkan oleh perubahan iklim sudah mencapai kisaran Rp100 triliun per tahun. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan terus meningkat setiap tahunnya.