Kabupaten Bogor Masuk 5 Besar Kawasan Penambahan Kasus HIV Baru di Jawa Barat, Dewan Jabar H. Cecep Gogom Usulkan Pendidikan Bahaya HIV di Sekolah

Antar Daerah157 views

Bogor, Inionline.id – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika Ristandi menyebutkan, data Dinkes Jabar selama 2021, tercatat penambahan HIV positif sebanyak 5.444 orang, dan 4.165 orang kini rutin menjalani pengobatan.

Pada semester pertama 2022 (Januari-Juni), tercatat penambahan kasus sebanyak 3.744 orang, dan 2.850 orang telah menjalani pengobatan rutin.

Adapun di tahun 2021, lima besar wilayah di Jabar tercatat yang mengalami penambahan kasus HIV positif, yakni Kota Bandung (869), Kabupaten Bogor (429), Bekasi (390), Kota Bogor (388) dan Kabupaten Indramayu (353).

Sedangkan dari Januari-Juni 2022, lima besarnya adalah Kota Bandung (410), Kabupaten Bogor (365), Kota Bekasi (365), Kabupaten Indramayu (252) dan Kabupaten Bekasi (217).

Dengan demikian secara akumulatif hingga Juni 2022 di Jabar tercatat penderita HIV positif sebanyak 55.069 orang, dan kasus AIDS sebanyak 12.223 orang.

Merespon data ini, anggota DPRD Jawa Barat daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Bogor H. Cecep Gogom (HCG) cukup resah dengan catatan yang diraih Kabupaten Bogor.

Legislator Gerindra ini mengusulkan agar sekolah-sekolah di Kabupaten Bogor dan Jawa Barat pada umumnya diadakah jam khusus mengenai Pendidikan bahayanya HIV dan AIDS.

“Tidak perlu masuk kurikulum, tapi disetiap lembaga-lembaga pendidikan itu minimal dimasukan Pendidikan mengenai bahaya HIV AIDS ini, mau itu minimal sebulan 1 kali atapun sebulan 2 kali itu disesuaikan,” katanya.

Selain itu dari sisi Kesehatan, HCG juga meminta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor untuk bersinergi agar terus mensosialisasikan Pendidikan pencegahan HIV AIDS kepada generasi muda agar tidak ada lagi penambahan kasus baru HIV di Kabupaten Bogor.

“Kemudian yang terpenting juga dari kacamata agama, jelas ini faktor daripada hubungan-hubungan yang memang istilahnya kebablasan ataupun terlalu bebas hingga terjadi seperti itu, jadi semua stakeholder betul-betul bisa sinergi untuk menangani ini sebab masalahnya juga memang masalah penyakit yang disamping membahayakan juga memang dari kacamata agama sex bebas tidak boleh dilakukan,” tukasnya.

Selain itu Dirinya berharap agar program-program yang berkaitan dengan Kesehatan sebagai mitra kerja Komisi V DPRD Jawa Barat terus dilakukan secara konsisten dan penuh komitmen.

“Karena selama ini saya lihat Pemprov Jawa Barat lebih kearah aksi reaktif bukan kepada aksi preventif atau pencegahan,” pungkasnya, Minggu (04/09/2022).