Inionline.id – Dalam satu pekan terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 36 kejadian bencana melanda sejumlah wilayah Indonesia.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan kejadian dalam sepekan terakhir didominasi bencana hidrologi baik basah maupun kering.
“Dalam kurun 15-21 Agustus tercatat 36 kali kejadian bencana, yang sekali lagi ini semuanya kategori bencana hidrometrologi basah, di mana dua minggu berturut-turut kita melihat kebakaran hutan dan lahan, di sini menjadi dominan,” ujar Abdul dalam rekaman video yang tayang di kanal Youtube BNPB, Senin (22/8).
Menurut Abdul tren bencana kebakaran hutan dan lahan mulai terjadi di sejumlah lokasi di Tanah Air. Ia mencatat dalam sepekan terakhir ada 16 kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Abdul meski saat ini sudah masuk musim kemarau, namun bencana seperti banjir dan cuaca ekstrem masih terjadi. BNPB mencatat selama sepekan terakhir ada masing-masing sembilan bencana banjir dan cuaca ekstrem, serta dua kejadian longsor.
BNPB mencatat sebanyak 37.415 orang terdampak bencana banjir yang terjadi di enam provinsi dan 10 kabupaten/kota. Selin itu, satu orang juga meninggal dunia dalam bencana banir selama satu pekan terakhir.
Kemudian, 277 warga di lima provinsi dan enam kabupaten/kota terdampak cuaca ekstrem. Serta, 55 orang terdampak dan satu meninggal akibat tanah longsor yang terjadi di dua provinsi.
Di sisi lain Abdul mengatakan bahwa kejadian kebakaran hutan dan lahan bersamaan dengan bencana banjir hingga cuaca ekstrem ini membuktikan perubahan iklim di tingkat lokal.
“Ini adalah satu bentuk konkret, bentuk nyata dari perubahan iklim di tingkat lokal. Artinya kita punya karhutla di sisi barat, tapi kita punya banjir di sisi timur,” ujar Abdul.
“Ini mungkin yang perlu kita waspadai bahwa di tingkat lokal pun kondisi dua jenis bencana yang berlawanan itu mulai terjadi,” pungkasnya.
