Diprediksikan oleh Menkes Bahwa Cacar Monyet di Indonesia Tidak Akan Fatal

Headline, Nasional257 views

Inionline.id – Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) memprediksi penyakit Monkeypox atau cacar monyet yang teridentifikasi di Indonesia tidak akan menyebabkan pasien mengalami perburukan gejala hingga menyebabkan situasi fatal.

Budi menambahkan, karakteristik cacar monyet yang ditemukan di Indonesia dan Asia kemungkinan tidak akan separah kasus di sejumlah negara Afrika. Namun ia belum bisa memastikan status atau kategori cacar monyet dari temuan seorang pasien di DKI Jakarta lantaran masih menunggu detail data dari tes whole genome sequencing (WGS).

“Cacar monyet ada dua tipe, Afrika Barat sama Afrika Tengah, yang satu fatal yang satu tidak fatal. Dan biasanya yang banyak di Eropa dan yang di Indonesia itu bukan yang fatal,” kata Budi dalam agenda Q & A ‘The 3rd G20 Health Working Group’ yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (22/8).

Budi menyebut, kondisi temuan seorang pasien cacar monyet di Indonesia terpantau baik dan hanya mengalami gejala ringan. Ia juga memastikan tingkat penularan cacar monyet tidak akan setinggi virus corona (Covid-19) yang bisa menular lewat droplet.

Budi melanjutkan, berdasarkan data terkini, dari 39-40 ribu kasus konfirmasi cacar monyet di dunia, setidaknya 12 orang yang tercatat meninggal dunia pasca terinfeksi. Dengan demikian, fatality rate atau tingkat kasus kematian cacar monyet menurutnya sangat rendah atau berkisar 0,04 hingga 0,05 persen.

“Penularannya dia itu terjadi pada saat sudah bergejala, berbeda dengan Covid-19,” kata dia.

Lebih lanjut, Budi juga memastikan Kementerian Kesehatan lebih siap menghadapi potensi cacar monyet apabila semakin meluas. Ia menyebut, pihaknya telah memiliki lebih dari 1.000 laboratorium PCR yang tersebar di berbagai provinsi.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu kemudian bergurau bahwa cacar monyet hanya akan membuat pasien terlihat ‘jelek’ lantaran gejala klinis cacar monyet menyebabkan muncul ruam dan bintik-bintik di kulit pasien.

“Because it’s only affect your skin, basically. Yeah, you look ugly definitely, but at least you will survive,” ujar Budi.