Bersama Densus 88 100 Eks Napi Terorisme Ikut Upacara HUT Ke-77 RI

Inionline.id – Sebanyak 100 mantan narapidana terorisme (napiter) mengikuti upacara Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia. Upacara ini dilaksanakan bersama Densus 88 Antiteror Polri di Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Quran, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Para napiter ini juga dipercayai menjadi petugas upacara. Sementara, inspektur upacara diisi oleh Kasubdit Sosial Idensos Densus 88 Antiteror Polri Kombes Kurnia Wijaya.

Pada kesempatan ini Kadensus 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom mengatakan pihaknya berupaya untuk memutus mata rantai dari radikalisasi dengan para teroris. Dia juga berpesan kepada para napiter untuk kembali ke masyarakat.

“Kita putus mata rantai ini. Ketika Mereka pulang, kita harus kembalikan ke masyarakat. Jangan kembali ke teman-teman (teroris) mereka, jangan sampai terulang lagi kejahatan yang sama. Itu saya minta ke anggota saya semua, bawalah mereka pulang ke masyarakat. Sebelum mereka pulang, kondisikan mereka pulang dengan baik. Agar masyarakat menerima mereka,” kata Marthinus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2022).

“Tokoh-tokoh disitu, kepala desa terima mereka kembali. Ubah stigma mereka sebagai pelaku teror, kita membuat mereka sebagai pemenang melawan emosi dan pikiran mereka sendiri,” sambungnya.

Anton Hilman yang merupakan mantan napiter bertugas menjadi pemimpin upacara ini. Sedangkan petugas pengibar bendera dipercayakan kepada Anton, Gilang Ramaddan, dan Aji Firdaus. Mereka merupakan mantan napiter yang resmi sudah bebas dari jerat hukuman yang telah dijalaninya, dan telah berikrar sepenuh hati untuk NKRI.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Idensos Densus 88 Anti Teror Brigjen Arif Makhfudiharto menyebut momentum yang digelar bersama masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda ini diharapkan bisa merekatkan silaturahmi dan menjaga nilai luhur Pancasila. Serta menjauhkan diri dari paham radikalisme yang ingin merusak kedaulata negara tercinta Indonesia.

“Itu merupakan bentuk pembinaan atau pendampingan kami dan semua stakeholder, Tentunya densus tidak bisa sendiri untuk menanggulangi terorisme di Indonesia. Dan itu merupakan bentuk kesadaran para mantan napiter yang berkeinginnan untuk menjadi petugas upacara,” kata Arif.

“Ini merupakan bentuk internalisasi terhadap nilai pancasila. Tentunya ini semua merupakan ditanam oleh nilai luhur dari nenek moyang dari semua keyakinan dan agama. Dan ini juga merupakan resosialisasi mereka bisa tumbuh bersama masyarakat tanpa ada sekat,” sambungnya.

Eks napiter Gilang Ramadan yang dulu pernah menjadi Amir JAD Tasikmalaya mengungkapkan rasa bangga dan penuh haru bisa bersama-sama dengan Polri dan masyarakat dapat melaksanakan Upacara HUT Kemerdekaan ke-77 RI. Tidak hanya Gilang, seluruh mantan napiter juga berjanji untuk menebus kesalahan yang pernah diperbuatnya dengan terus merajut persatuan dan memerangi segala bentuk atau tindakan terorisme yang mengancam kedaulatan negara.

“Sebagai manusia biasa saya pernah salah dalam melangkah. Rasul memberikan gambaran uuntuk menjadi manusia terbaik, adalah ketika dia salah segera bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Oleh karena itu kami bersama Yayasan Ansharul Islam bertekad menebus kesalahan kami, bergandengan dengan segala setiap unsur pemerintahan utk memajukan, untuk merawat bangsa ini dari paham-paham dan kelompok yang merusak keutuhan kesatuan persatuan bangsa ini, ” tegas Gilang mewakili teman-teman eks napiter lainnya.

Lokasi upacara HUT kemerdekaan RI ke-77 ini memiliki makna penting dengan dilaksanakannya di Ponpes Hamalatul Quran yang baru saja mengikrarkan sepenuhnya bersama NKRI, setelah sebelumnya para pengurus Ponpes tersebut terafiliasi dengan jaringan organisasi teroris Jamaah Islamiyah.

Usai melaksanakan upacara, seluruh mantan napiter bersama keluarganya dan juga pengurus ponpes, serta warga dan Tim Densus 88 Anti Teror Polri serta TNI dan tokoh masyararakat dan tokoh pemuda menyatu bersama-sama menggelar lomba seperti balap karung, tarik tambang, panjat pinang dan lomba khas HUT Kemerdekaan RI lainnya.