Wakil Ketua DPRD Jabar Tuding Gubernur Ridwan Kamil Sebagai Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Penunjukan 3 Sektor Atasi Stunting

Antar Daerah657 views

Bogor, Inionline.id – Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Achmad Ru’yat meresmikan langsung pelatihan tatalaksana cegah stunting dokter umum pada fasilitas kesehatan tingkat pertama koordinator wilayah IV Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di IPB Convention Center, Kota Bogor, Kamis (30/06/2022).

Pada pidato pembukaannya, Ru’yat mengatakan bahwa Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk menggerakan setidaknya 3 sektor guna atasi stunting di Jawa Barat.

“Pertama, sektor publik kelembaga-kelembagaan yang bergerak dipelayanan masyarakat, baik itu eksekutif, legislatif, unsur Forkompinda, seluruh sektor publik, sektor yang berorientasi kepada pelayanan masyarakat, dia harus digerakan tidak cukup hanya BKKBN yang leading sektor bapak Presiden menunjuk BKKBN untuk penanganan pencegahan stunting ini,” ujarnya.

Lalu sektor kedua adalah para pengusaha dan pebisnis untuk ikut dikerja samakan dalam pencegahan stunting karena jika menggunakan anggaran APBN atau APBD Jawa Barat hingga kabupaten-kota, maka anggarannya tidak akan cukup.

“Kemudian yang ketiga aspek organinasi non pemerintah, ini harus digerakan juga setidaknya media, media harus menjadi corong Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bagaimana pencegahan stunting ini disuarakan yang seluas-luasnya bahwa Indonesia disatu sisi negara yang mendapat bonus demografi, tetapi bonus demografi ini bisa menjadi malapetaka, bisa menjadi musibah, ketika kualitas balita terutama generasi 1000 hari pertama kehidupannya tidak optimal,” tuturnya.

Mantan Wakil Walikota Bogor ini pun menegaskan bahwa saat ini semua daerah di Jawa Barat angka stuntingnya tidak ada yang berada dibawah 10 persen.

“Kita 2018 Jawa Barat prevalensi stunting itu 31,6% dan zero stunting ini apa katanya 0% apakah nanti 2023 0% ?, sampai saat ini di Jawa barat tidak ada yang di bawah 11%, semuanya diatas 10% dan saya ingin pastikan yang dimaksud zero stunting di Jawa Barat adalah bagaimana sampai tahun 2023 ketika ditetapkan zero stunting ini adalah tidak ada penambahan balita yang mengalami stunting, balita yang kerdil yang mungkin orang katakan cebol dan sebagainya tapi tidak semua yang pendek itu stunting karena banyak juga yang tingginya tidak tinggi tapi cerdas,” ungkapnya.

Dirinya pun melihat kecenderungan penurunan stunting di Jawa Barat dari tahun 2019, 2020 sampai 2021 itu relatif hanya diangka rata-rata 1 persen, 2021 prevalensi stunting di Jawa Barat adalah 24,5% dan ditargetkan 2023 itu 19,4%.

“Berarti selama 2 tahun ini setidaknya harus setiap tahun harus penurunan sekitar 3,5% saya tantang ayo para jajaran di Dinas Kesehatan dan para direksi di RSUD apa yang harus dilakukan, tidak mudah dan saya dalam kesempatan hari ini mengatakan tolong wartawan mencatat betul bahwa persoalan pencegahan stunting harus melibatka stakeholders berbagai pemangku kepentingan baik publik sektor, private sektor dan third sektor termasuk media, media ikut bertanggung jawab,” katanya.

Ru’yat pun berharap, dengan target Jabar Zero Stunting berarti setiap tahun sejak 2022-2023 3,5%, hal ini harus menggerakan seluruh stakeholders tidak hanya profesi dokter tidak hanya Dinas Kesehatan tetapi juga seluruh para aparatur baik Pemerintah dunia swatsa maupun melalui pihak ketiga organisasi non pemerintah.

Sesi foto bersama Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Achmad Ru’yat bersama Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachmi beserta anggota IDI Jawa Barat, Kamis (30/06/2022).

Pada kesempatan yang sama, Ketua IDI Jawa Barat dr. H. Eka Mulyana. SP.OT(K) mengatakan bahwa penanggulangan stunting masih menjadi agenda besar dibidang kesehatan sehingga, selain perlu edukasi, diperlukan juga langkan terobosan lengkap dalam rangka menurunkan angka stunting.

“Tadi disampaikan 2023 19%, 2024 14%, jadi memang itu target kita khususnya di Jawa Barat insyaallah seperti tadi disampaikan dengan dukungan semua tenaga kesehatan tidak hanya tenaga medis dokter saja ada bidan, perawat kemudian ada kader-kader PKK semua dengan tujuan yang sama insyaallah target itu tercapai,” tukasnya.

Perwakilan Dinas Kesehatan Jawa Barat drg. Juanita Patricia yang turut hadir dalam acara ini menjelaskan bahwa Jawa Barat mempunyai target yaitu angka stunting di 19,2% dan juga bagaimana Pemprov berakselerasi agar Jabar zero stunting, sehingg tidak ada lagi kelahiran stunting pada tahun 2023.

“Tentu hal ini memerlukan dukungan dari semua pihak dan juga disini Jawa Barat dalam hal ini mempunyai komitmen yang dimana dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur tentang tim percepatan penurunan stunting di Jawa Barat dan juga Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 107 tahun 2020 tentang percepetan penurunan stunting di daerah Jawa Barat,” pungkasnya.