Untuk Tangani Pandemi Negara G20 Kumpulkan Rp16 T

Ekonomi057 views

Inionline.id – Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan mengklaim berbagai negara G20 telah mengumpulkan sekitar US$1,1 miliar atau Rp16,32 triliun (Kurs Rp14.838 per dolar AS) untuk pendanaan penanganan pandemi di masa datang. Dana tersebut terkumpul lewat skema Dana Perantara Keuangan (FIF).

Beberapa negara telah menyampaikan komitmennya untuk kontribusi ke FIF, antara lain Amerika Serikat US$450 juta, Uni Eropa US$450 juta, Jerman 50 juta Euro, Indonesia US$50 juta, Singapura US$10 juta, dan Wellcome Trust 10 juta poundsterling.

Dana tersebut nanti akan dikelola Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia. Meski demikian, dana yang terkumpul itu masih kurang.

“Lebih dari US$1 miliar telah dijanjikan dan kami bertujuan untuk mencapai gap US$10 miliar per tahun,” kata Budi dalam sesi jumpa pers First G20 Joint Finance and Health Ministerial Meeting (JFHMM) di Hotel Marriot, Sleman, DIY, Selasa (21/6) malam.

Menurut Budi, momen G20 kali ini selain untuk mendorong negara-negara meneguhkan komitmen dukungan pendanaan mereka, juga membahas pemanfaatan dana sebagai solusi atas krisis kesehatan. Khususnya, bagi negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah.

“Kita perlu menerjemahkan uang ini ke dalam akses untuk obat vaksin dan alat diagnostik,” katanya.

Bagi Budi, ini bukan perkara mudah karena harus berjalan bersamaan dengan pengumpulan dana penanganan pandemi tadi. Pendekatan ke sektor swasta selaku produsen vaksin dijalin demi menganalisa volume hingga kecepatan produksi serta distribusinya.

“Jadi itu akan kita bahas berikutnya. Dan mudah-mudahan bisa kita punya waktu sampai Oktober di mana pertemuan Menteri Keuangan dan Kesehatan yang kedua akan dilakukan. Dan kemudian sebelum pertemuan para pemimpin pada bulan November,” pungkasnya.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan masih ada banyak negara lain yang akan turut berkontribusi dalam FIF ini.

“Pak Budi (Menkes) dan saya akan terus berusaha untuk mencari dukungan sebanyak mungkin dari lebih banyak negara dan organisasi internasional, bahkan filantropi agar mereka dapat berkontribusi di sisi pembiayaan (FIF),” kata Sri Mulyani pada kesempatan yang sama.

FIF sendiri, kata Sri Mulyani, adalah platform penghubung sektor kesehatan dan keuangan untuk pencegahan, penanggulangan, dan penanganan pandemi yang lebih baik lagi di masa akan datang.

Menurut Sri Mulyani, FIF ini akan beroperasi dalam waktu dekat. Pembentukannya kini tengah berproses di Bank Dunia.

“Pembentukan FIF sekarang sedang dianalisis. Dan seperti yang saya katakan juga Pak Budi, itu di-host di Bank Dunia, dan dalam prosesnya, berkas untuk pembentukan FIF ini sudah mulai diserahkan,” kata Sri Mulyani pada kesempatan yang sama.

Sri Mulyani meyakini para direktur Bank Dunia akan segera membahas pembentukan FIF ini. Pihaknya mengklaim telah memiliki agenda pertemuan dengan para direktur Bank Dunia itu pada 30 Juni 2022.

“Kami akan bertemu pada 30 Juni, pada saat itu, disetujui oleh direksi maka FIF akan mulai beroperasi. Kalau Anda bertanya tentang tanggal (operasional FIF) itu mungkin tanggalnya,” pungkasnya.