Sejak Pandemi 21 Juta Orang Hijrah ke Transaksi Digital

Ekonomi357 views

Inionline.id – Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah konsumen baru pengguna transaksi digital melejit hingga 21 juta selama pandemi hingga 2022.

Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI Fitria Irmi Triswati mengatakan pandemi telah mendorong masyarakat untuk melek digital, sehingga terjadi pertumbuhan pesat dalam dua tahun terakhir.

“Lebih mencengangkan lagi, 72 persen dari konsumen baru itu justru di luar kota besar. Artinya, warga di pelosok saat ini juga ‘terpaksa’ melek digital,” terang Fitria, Kamis (9/6).

Ia mengatakan di tengah keterbatasan infrastruktur di wilayah perbatasan dan pelosok ternyata tak jadi penghalang berkembangnya transaksi digital. Warga seakan-akan terus mencari cara agar dapat mengakses layanan digital ini.

Selain itu, produk seperti bank digital hingga layanan bank tanpa kantor juga turut mendorong penetrasi transaksi digital ini di tengah masyarakat.

BI dan regulator lainnya, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan kementerian/lembaga terkait terus mendorong agar digitalisasi ini terus menyelusup di masyarakat karena diyakini lebih aman dan efisien.

“Artinya regulator yang mengawal di sini melalui peraturan dan pengawasan agar transaksi digital itu memang menguntungkan bagi masyarakat atau menjadi solusi atas persoalan yang ada selama ini,” kata Fitria.

Menurutnya, pengembangan sektor UMKM ini sangat penting mengingat pada 2021 terdapat 64,19 juta UMKM. Dari total jumlah tersebut diketahui sebanyak 61,97 persen berkontribusi pada PDB dan 97 persen pada penyerapan tenaga kerja.

BI turun langsung dalam membantu pengembangan sektor UMKM ini dengan meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS).

Di Sumsel, Pelaku UMKM mendominasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) di Sumsel dengan mencapai persentase 96,26 persen dari total 395.173 merchant (penjual).

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja menambahkan peningkatan penggunaan QRIS oleh pelaku UMKM ini sudah dirasakan sejak tahun lalu seiring dengan meningkatnya transaksi non tunai di masyarakat.

Artinya, dari target nasional sebanyak 14 juta merchant UMKM pada tahun ini setidaknya Sumsel telah memberikan kontribusi cukup baik.

Namun, kata Erwin, yang menjadi perhatian saat ini bagaimana caranya agar QRIS ini bukan hanya bertumbuh pesat di Kota Palembang, tapi juga di seluruh kabupaten/kota di Sumsel.

“Tantangannya sejauh ini pada keterbatasan infrastruktur karena masih banyak daerah yang belum dijangkau jaringan internet,” imbuh dia.