Ini Kata Pengelola Kebun Raya Bogor Setelah Viral Rumput Rusak Usai Konser Musik

Antar Daerah757 views

Inionline.id – Viral di media sosial, Konser musik yang digelar dalam area Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, menuai kritik karena merusak rumput. Pihak pengelola Kebun Raya Bogor pun buka suara.

Kritik mengenai rumput rusak seusai konser musik di Kebun Raya Bogor ini awalnya disampaikan oleh salah satu pengguna Facebook. Pemilik akun mengkritik gelaran konser musik karena dia menilai Kebun Raya Bogor adalah area yang sakral.

“Yth Pak Presiden Joko Widodo sebagai pendukung setia Bapak, di mana Bapak pun tinggal tidak jauh dari Kebun Raya Bogor yang mana secara sejarah merupakan tempat dahulunya sangat disakralkan sebagai Hutan Samida, Taman dan Kebunnya Para Raja, yang mana spirit mereka pun masih tetap hadir di sana,” tulis akun bernama Mang Asep Kabayan dalam media sosial Facebook seperti dilihat detikcom, Rabu (29/6/2022).

Dalam unggahan itu, pemilik akun juga memposting foto-foto kondisi rumput Kebun Raya Bogor yang disebutnya difoto itu diambil pada Minggu (26/6) atau sehari setelah konser musik digelar.

“Mohon Pak, hentikan kegiatan brutal perusakan Kebun Raja, Kebun Raya Bogor ini dengan kegiatan konser yang sangat tidak sesuai dengan spirit dan nilai-nilai sejarah, budaya, dan kearifan leluhur yang ada disana. Punten Pak, segera ditegur keras ini pengelola yang sangat tidak memahami fungsi dan kearifan Kebun Raya Bogor,” tulisnya lagi.

Pengelola Buka Suara

General Manager Corporation Communication dan Security PT MNR Jaenal Arifiin mengatakan pada dasarnya konser itu digelar oleh pihak lain. Sebelum konser digelar, ia juga meminta penonton tetap menjaga konservasi di Kebun Raya Bogor.

“Bukan kita penyelenggaranya, bukan Kebun Raya. Kita hanya sediakan tempat. Kita secara preventif juga sudah kita ingatkan supaya menjaga rumput, meminta penonton tidak berdiri dan tetap menjaga konservasi,” kata Jaenal ketika dimintai konfirmasi, Rabu (39/6).

“Sebetulnya ketika kegiatan itu si EO itu sudah mengingatkan, cuma karena hujan, akhirnya kan kotor, tanahnya itu kan. Kita juga selalu ingatkan, misalnya penontonnya duduk, pesan konservasi disampaikan, kemudian pembagian bibit benih,” tambahnya.

Untuk diketahui, PT MNR merupakan pihak swasta yang mengelola Kebun Raya Bogor. Saat ini, lanjut Jaenal, kondisi yang sebelumnya rumput yang tampak layu dan rusak berwarna kuning, kini sudah kembali hijau dan baik.

“Lagi pula kondisinya sekarang rumput sudah kita perbaiki ya, sudah bersih lagi. Kemarin itu kotor kan karena di lokasi hujan, banyak tanah menempel di sepatu penonton dan tertinggal ketika menginjak rumput. Sekarang sudah bagus lagi rumputnya,” klaimnya.

Jaenal menegaskan konser musik digelar di Kebun Raya Bogor menjadi peluang untuk mengenalkan Kebun Raya Bogor dan konservasi kepada kalangan muda. Ia mengklaim kunjungan anak muda ke Kebun Raya Bogor meningkat pascakonser.

“Buat kita itu bukan musiknya yang utama, tetapi pesan konservasinya. Artinya kita kenalkan Kebun Raya itu kepada anak-anak muda, mengenalkan konservasi kepada masyarakat,” kata Jaenal.

“Ternyata kegiatan itu juga berdampak, karena 2-3 hari setelah konser, sampai hari ini itu banyak banget anak anak muda datang ke Kebun Raya, sebenarnya pesan itu yang ingin kami sampaikan,” tambahnya.

Jaenal menyebut lokasi konser merupakan lokasi yang sejak lama dijadikan lokasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang. Seperti santunan, gathering, dan kegiatan lainnya. Setiap selesai kegiatan, maka selalu berdampak pada kerusakan rumput. Namun, menurut Jaenal, perawatan dan perbaikan selalu dilakukan sehingga rumput selalu tumbuh dengan baik.

“Kalau rumput, setiap hari itu memang selalu ada yang rusak dan kita selalu perbaiki, ada kegiatan setiap hari. Cuma kemarin itu karena hujan, dan banyak orang gitu kan, ya akhirnya becek. Setiap selesai konser kita selalu perbaiki itu. Kita lakukan penyiraman, kita bersihkan rumput yang kotor karena tanah,” kata Jaenal.

“Kemudian, untuk di situ memang lokasi itu dulu lapangan bola dan sejak dulu biasa digunakan untuk acara-acara. Sebelumnya, acara-acara dilaksanakan di situ, event seribu anak yatim, event yang melibatkan banyak orang, kayak gathering juga. Setelah kegiatan ya pasti rumputnya ya memang begitu, rusak. Selalu begitu setiap ada event, tapi kan selalu ada perbaikan,” tambahnya.