Bantu Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Rusia Polisi Prancis Tiba di Ukraina

Internasional157 views

Inionline.id – Personel kepolisian dan dokter forensik Prancis telah tiba di Ukraina pada awal pekan ini untuk membantu penyelidikan dugaan kejahatan perang oleh Rusia. Penyelidikan tengah dilakukan Ukraina setelah ratusan mayat sipil ditemukan di kota-kota sekitar Kiev usai pasukan Rusia mundur dari area tersebut.

Selasa (12/4/2022), Menteri Dalam Negeri Prancis dan Menteri Kehakiman Prancis menyatakan pihaknya mengirimkan tim untuk ‘mencegah impunitas dari tindakan yang merupakan kejahatan perang’ menyusul pembunuhan massal di Ukraina yang mengejutkan dunia.

Para menteri Prancis itu menyebut para detektif yang dikirim akan ‘memberikan dukungan konkret’ kepada Ukraina dan yurisdiksi internasional untuk menyelidiki pembunuhan itu.

“Dalam kesepakatan dengan otoritas Ukraina, itu juga bisa berkontribusi pada penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional,” sebut kedua Menteri Prancis itu.

Ditambahkan juga bahwa para pakar akan membantu dalam ‘identifikasi dan pengumpulan bukti’ di Ukraina.

Lebih lanjut, Kementerian Prancis menyatakan tim itu terdiri atas ‘dua dokter forensik dan sekitar 15 gendarme dari Institut Riset Kriminal Gendarmerie Nasional (IRCGN), pakar-pakar dalam olah tempat kejadian perkara dan identifikasi korban’.

Petugas yang dikirim, sebut Kementerian Prancis, memiliki kepakaran dalam ‘pengambilan sampel DNA dan memproses sidik jari’ dan akan ‘menyiapkan rantai pemeriksaan dan identifikasi mayat’. Mereka diperlengkapi dengan laboratorium DNA yang memungkinkan mereka melakukan ‘analisis genetik cepat’.

Via Twitter, Duta Besar Prancis untuk Ukraina Etienne de Poncins memposting foto para petugas berseragam yang berdiri di sebelah van laboratorium mobile di kota Lviv.

“Bangga untuk menyambut ke Lviv detasemen gendarme (polisi) teknis dan ilmiah yang datang untuk membantu rekan-rekan mereka dalam penyelidikan kejahatan perang yang dilakukan di dekat Kiev,” sebut De Poncins dalam pernyataannya.

“Prancis menjadi yang pertama memberikan bantuan semacam itu. Mereka akan mulai bekerja besok,” imbuhnya.

Otoritas Ukraina sebelumnya mengumumkan temuan 1.222 mayat di area-area sekitar Kiev yang baru-baru ini ditinggalkan pasukan Rusia. Ukraina bersumpah untuk mencari dan mengidentifikasi pelaku di balik pembunuhan warga sipil dan menyerukan bantuan internasional dalam upaya itu.

Menanggapi pengiriman itu, Rusia menuduh tim Prancis berupaya mencoreng reputasi Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan tidak bisa ‘mengandalkan penyelidikan yang tidak memihak’ karena pakar-pakar Prancis bias.

Kementerian Pertahanan Rusia juga menuduh tujuan dari misi itu adalah ‘menutupi banyak kejahatan perang’ yang dilakukan oleh Ukraina dan ‘merekayasa tuduhan terhadap pasukan Rusia’.

Presiden Volodymyr Zelensky telah membentuk mekanisme khusus untuk menyelidiki ‘kejahatan’ Rusia di Ukraina, yang melibatkan ‘pakar nasional dan internasional’. Sementara pada Minggu (10/4), Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengumumkan Kiev tengah menyelidiki 5.600 dugaan kejahatan perang yang melibatkan ‘500 tersanga’ dari pemerintah dan militer Rusia.