Sepanjang 2021 Sebanyak 370 Tersangka Terorisme Diamankan Polisi Sebelum Beraksi

Inionline.id – Sepanjang tahun 2021 dari tahun sebelumnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prasetyo menjelaskan aksi teror mengalami penurunan. Polri menangkap ratusan tersangka terorisme sebelum mereka beraksi.

“Terkait dengan terorisme, jumlah aksi teror sepanjang 2021 mengalami penurunan sebesar 53,8% dibandingkan tahun 2020. Penurunan tersebut disebabkan karena upaya preventive strike yang dilakukan oleh Densus 88 AT Polri sehingga 370 tersangka terorisme berhasil ditangkap sebelum melakukan aksi teror,” kata Jenderal Listyo Sigit dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/1/2022).

Jenderal Sigit kemudian menjelaskan operasi Polri melakukan penindakan terhadap kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Sejumlah pentolan MIT ditangkap dalam operasi Madago Raya.

“Terhadap kelompok teror MIT di Sulawesi Tengah, Polri melakukan operasi Madago Raya 2021 dan berhasil melakukan penegakan hukum terhadap 7 DPO kelompok MIT yang sudah bertahun tahun dikejar yaitu Khairul alias Irul alias Aslam, Alvin alias Adam alias Mus’ab alias Alvin Anshori, Ali Ahmad alias Ali Kalora, Abu Alim alias Ambo, Qatar alias Farel alias Anas, Rukli, Jaka Ramdhan alias Ikrima alias Rama serta 11 orang simpatisan,” ujar Jenderal Listyo.

Barang bukti yang berhasil diamankan, kata Jenderal Sigit, berupa 7 pucuk senjata api, 722 amunisi, 43 detonator, dan 7 botol bahan peledak. Masih tersisa 3 DPO yang hingga kini masih dikejar oleh personel Polri.

“Tentunya Polri akan melanjutkan penegakan hukum terhadap kelompok MIT, saat ini masih tersisa 3 orang DPO, karena 1 orang diantaranya pada tanggal 4 Januari 2022 telah berhasil dilakukan penegakan hukum yaitu Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang,” ucapnya.

Polri tetap mengedepankan pendekatan humanis untuk menangkal paham terorisme. Seperti melakukan kegiatan keagamaan hingga melibatkan tokoh masyarakat.

“Terhadap sisa 3 orang DPO ini, Polri juga mengedepankan upaya soft approach untuk mencegah kembali munculnya paham radikalisme melalui pemanfaatan Dai Kamtibmas Polri, pembangunan pesantren, dan upaya moderasi beragama dengan pelibatan tokoh-tokoh,” imbuhnya.