Akibat Luapan Bengawan Njero Belasan Sekolah di Lamongan Terendam Banjir

Antar Daerah1157 views

Inionline.id – Akibat luapan Bengawan Njero yang terjadi selama beberapa waktu ini belasan sekolah di Lamongan terimbas banjir. Selain itu, ada 1 bangunan sekolah roboh akibat diterjang angin kencang yang menyertai hujan deras.

Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif mengatakan, sesuai dengan data yang tercatat di Dindik Lamongan ada belasan sekolah yang terendam banjir akibat meluapnya Bengawan Njero. Banjir yang telah terjadi selama beberapa waktu itu, menurut Munif, membuat para siswa belajar di rumah mereka masing-masing dan pembelajaran dilakukan secara daring.

“Ada belasan sekolah yang terendam banjir,” kata Munif Syarif kepada wartawan, Rabu (5/1/2022).

Selain menggelar pembelajaran secara daring, kata Munif, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada masing-masing sekolah yang terimbas banjir untuk membuat kelompok belajar. Di kelompok belajar ini, guru akan didatangi oleh guru lalu pembelajaran tatap muka akan dilakukan seperti seharusnya di kelompok ini.

“Kita sudah instruksikan agar masing-masing sekolah tersebut menggelar belajar kelompok. Jadi dalam satu kelompok itu akan didatangi oleh para guru,” ujarnya.

Beberapa sekolah yang terendam banjir tersebut, lanjut Munif, diantaranya adalah SD Kemlagilor, SDN Putat Kumpul, SDN Tiwet, SDN Jalak Catur, SDN Pucangtelu, SDN Weduni, SDN Sidomulyo, SDN Gempol Pendodo, SDN Pendowo Kumpul dan SDN Somosari. Sekolah lainnya adalah 3 sekolah yang ada di Kecamatan Babat. Selain terdampak banjir, imbuh Munif, ada 1 gedung sekolah yang roboh karena diterjang angin kencang saat hujan.

“Selain itu mas, ada satu sekolah yang roboh akibat diterjang angin yaitu di Desa Ngujungrejo, Kecamatan Turi,” tuturnya.

Munif mengungkapkan banjir yang melanda sejumlah wilayah di sepanjang aliran Bengawan Njero tersebut sangat rawan jika pihak sekolah memaksa para murid untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dikhawatirkan, siswa bisa saja tenggelam karena ketinggian air masih dalam.

“Ada titik tempat yang airnya masih sangat dalam, kalau ini kita paksakan masuk, risiko anak itu bermain dan tenggelam. Selain itu kondisi seperti ini juga rawan sekali terkena penyakit kulit,” pungkasnya.