Menkes Percepat WGS dari 2 Pekan Jadi 3-5 hari Guna Mengantisipasi Omicron

Berita057 views

Inionline.id – Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan mengklaim pihaknya akan berupaya mempercepat hasil tes pencarian strain virus corona (Covid-19) menggunakan metode pengurutan genom keseluruhan (Whole Genome Sequencing/WGS) guna mengantisipasi penyebaran varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau yang dikenal dengan Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Budi menerangkan saat ini Indonesia hanya memiliki 12 laboratorium pemeriksaan WGS. Keterbatasan itu menurutnya, karena akses pemeriksaan WGS yang mahal dan sumber daya peneliti yang terbatas. Apalagi, sambungnya, perlu penggunaan teknologi ilumina atau dengan mesin Oxford Nanopore Teknologi.

“Sekarang yang kita lakukan adalah kita pastikan bahwa WGS dari 12 laboratorium ini kita percepat round time-nya, yang jadinya 2 minggu kita tekan ke 5 hari kalau bisa 3 hari,” kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung, dikutip Kamis (2/12).

Budi juga mengaku telah menginstruksikan kepada seluruh laboratorium untuk menambah strategi testing dengan menggunakan metode S Gene Target Failure (SGTF) untuk mendeteksi varian Omicron.

Ia menjelaskan metode SGTF bisa dilakukan ketika gen S pada hasil test laboratorium menggunakan Polymerase chain reaction (PCR) tak mampu mendeteksi gene S pada sampel.

“Nah kalau dia tidak ke-detect tapi yang gen lainnya positif, itu kemungkinan besar Omicron,” kata dia.

Selain itu, Budi juga menyebut 12 laboratorium itu saat ini hanya terpusat di Pulau Jawa dan provinsi Sulawesi Selatan. Untuk itu, Kementerian Kesehatan tengah berproses membeli 11 mesin WGS baru yang akan didistribusikan ke Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua dan Maluku.

Menurut Budi, upaya itu sebagai bentuk surveilans ‘mengamankan’ Indonesia dari varian Covid. Selain itu, bentuk pencegahan lain adalah penguatan pemeriksaan di perbatasan dan juga perpanjangan masa karantina menjadi 10 x 24 jam.

“Yang positif terutama di perbatasan. Di border [perbatasan] itu harus di-WGS,” ujarnya.

Mantan wakil menteri BUMN itu juga memastikan varian Omicron belum teridentifikasi sejauh ini di Indonesia berdasarkan pemantauan dan hasil pemeriksaan WGS.

Budi kemudian merinci sampai saat ini sudah ada 249 kasus yang terkonfirmasi varian Omicron di 21 negara di dunia. Negara yang melaporkan kasus varian Omicron tertinggi yakni adalah Afrika Selatan dengan 128 kasus.

Budi kemudian berjanji pemerintah akan memperketat pengawasan seluruh pintu masuk Indonesia untuk mencegah penyebaran varian ini. Selain itu pihaknya juga akan menggenjot pemeriksaan WGS untuk mendeteksi varian yang pertama kali ditemukan di Afrika bagian selatan ini.

Belum Larang Jepang dan Arab Masuk RI

Sejauh ini, pemerintah RI pun belum berencana merevisi 19 negara yang diberikan lampu hijau untuk masuk ke Indonesia selama masa pandemi Covid-19, meski diketahui tujuh dari belasan negara itu telah mengidentifikasi kasus varian Omicron.

Tujuh negara yang telah terjangkiti varian Omicron yakni Arab Saudi, Jepang, Italia, Prancis, Swedia, Spanyol, dan Portugal. Sementara 12 negara lainnya yang juga diizinkan untuk berwisata di Indonesia adalah Selandia Baru, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Korea Selatan, Polandia, Hungaria, Norwegia, dan Lichtenstein.

“Sementara belum ada perubahan negara dari 19 negara itu ya, hanya penambahan masa karantina saat ini menjadi 10 hari,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (2/12).

Nadia sekaligus memastikan hingga saat ini, pemerintah baru memblokir sementara perjalanan internasional dari 11 negara atau wilayah guna menekan penyebaran varian Omicron di Indonesia.

11 negara atau wilayah tersebut yakni negara yang telah mengkonfirmasi kasus, Afrika Selatan, Botswana, dan Hong Kong, serta negara atau wilayah yang secara geografis berdekatan dengan negara transmisi komunitas kasus varian Omicron secara signifikan yakni Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, dan Lesotho.

“Jadi masih 11 negara itu, [tambahan negara lain] belum sampai saat ini,” jelasnya.

Perempuan yang juga Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes itu juga memastikan bahwa varian Omicron belum teridentifikasi sejauh ini di Indonesia berdasarkan pemantauan dan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).

Per 1 Desember 2021, sudah ada 249 kasus yang terkonfirmasi varian Omicron di 21 negara di dunia. Negara yang melaporkan kasus varian Omicron tertinggi yakni adalah Afrika Selatan dengan 128 kasus.

Polrestabes Semarang mengalihkan seluruh layanan masyarakat ke online sebagai langkah antisipasi dini mencegah penularan omicron , varian baru dari covid-19 yang disebut lebih ganas.
Menurut Kapolrestabes Semarang Kombes Polisi Irwan Anwar, beberapa pelayanan yang akan digeser total ke sistem online mulai Senin 6 Desember 2021 adalah perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM), permohonan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), pengaduan masyarakat (Dumas), Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), besuk tahanan dan perkembangan hasil penyelidikan atau yang biasa disebut SP2HP.

“Mulai Senin depan kita alihkan semua ke online yang terkait pelayanan masyarakat. Ada perpanjangan SIM, SKCK, pengaduan, laporan kehilangan atau kejadian di SPKT, besuk tahanan sampai ke SP2HP. Ini antisipasi kami pencegahan dini naiknya covid di masa Nataru dan penularan varian baru omicron,” ujar Irwan usai melakukan koordinasi dengan satuan fungsi di Mapolrestabes Semarang, Kamis (2/12).

Oleh Irwan, pihaknya sendiri telah menyiapkan aplikasi dengan membuat aplikasi Polisi Hebat Semarang atau yang disingkat Libas. Bahkan di dalam aplikasi Libas, terdapat beberapa pelayanan keamanan lain seperti pantauan CCTV di ratusan titik, panggil Tim Elang Hebat Semarang (Tebas), call 112 hingga panggilan SOS.

“Kami sudah siapkan aplikasinya, namanya Libas, Polisi Hebat Semarang. Bisa diunduh di Play Store android. Layanan keamanan lainnya juga ada, seperti panggil Tebas, 112, SOS, sampai monitor CCTV di ratusan titik lokasi Semarang,” terang Irwan.

Sampai hari ini, Kota Semarang masih berada di level 1 PPKM seiring kecilnya kasus harian Covid. Meski demikian, Kota Semarang mulai meningkatkan kewaspadaan karena selalu menjadi tujuan liburan Natal dan Tahun Baru yang memadati sejumlah obyek wisata.