Di Momen Natal Bamsoet Ajak Masyarakat Perkuat Kepedulian Sosial

Berita157 views

Inionline.id – Bambang Soesatyo Ketua MPR RI menyerukan agar perayaan Natal 2021 menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat solidaritas sosial. Bamsoet menyebut cahaya lilin yang dinyalakan saat perayaan Natal dapat menjadi penanda semangat kebangkitan serta tumbuhnya harapan untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

“Tugas kita bersama sebagai umat beragama adalah menjaga agar lilin-lilin harapan itu terus menebarkan cahaya yang menerangi kehidupan. Dan yang lebih penting lagi, adalah mewujudkan berbagai harapan tersebut menjadi kenyataan ,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (21/12/2021).

“Karenanya, momen perayaan Natal jangan hanya dimaknai dari aspek ritual peribadatan semata. Melainkan juga perlu ditindaklanjuti secara horizontal melalui berbagai kegiatan yang menebar pesan perdamaian, menggugah semangat persaudaraan, membangun rasa kepedulian, dan menjadi penyemangat untuk melakukan pembaharuan,” imbuhnya dalam perayaan Natal Nasional Gerakan Muda Kristen Indonesia (GMKI) secara virtual dari Jakarta.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan perayaan Natal harus menjadi momentum memperkuat solidaritas sosial. Ia menuturkan pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2020, telah meninggalkan luka pada berbagai aspek kebangsaan dari mulai sektor ekonomi, sosial, hingga ideologi, sehingga tenggang rasa antar masyarakat menjadi sangat krusial.

“Diperkirakan hingga September 2021, persentase penduduk miskin di Tanah Air masih berada di kisaran 10,25 persen hingga 10,45 persen. Dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia berjumlah sekitar 272,3 juta, maka ada sekitar 27,8 juta hingga 28,4 juta penduduk miskin yang membutuhkan uluran tangan kita,” papar Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, konstitusi telah mengamanatkan fakir miskin menjadi tanggungjawab negara, dan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Tetapi, lanjutnya, amanat konstitusi ini tidak lantas menghilangkan tanggung jawab setiap individu sebagai makhluk sosial, yang secara naluriah memiliki kewajiban moral untuk bahu-membahu, dan bekerja sama dalam lingkungan sosialnya.

“Naluri dan fitrah kemanusiaan inilah yang membentuk semangat gotong royong menjadi jati diri bangsa Indonesia. Tidak heran jika dalam laporan Charities Aid Foundation World Giving Index 2021 menyebutkan bahwa di masa pandemi, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia, dengan tingkat sukarelawan lebih banyak tiga kali lipat dari rata-rata global,” ulas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan sebagai bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan, memiliki jumlah penduduk lebih dari 272,3 juta jiwa, terdiri dari 1.340 suku, berbicara dalam 733 bahasa, dan menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan, maka semangat gotong royong membangun persaudaraan dan kebersamaan adalah sebuah keniscayaan, sekaligus tantangan bagi Indonesia. Berkaca dari sejarah, lanjutnya, kegagalan menjawab tantangan kemajemukan, dan luruhnya semangat kebersamaan pada akhirnya menyebabkan lahirnya negara gagal, baik yang terpecah belah, maupun yang luluh lantak oleh perang saudara.

“Sebagai bangsa yang besar dan majemuk, bangsa Indonesia kaya akan nilai-nilai dan norma, termasuk nilai-nilai religius yang hidup dan berkembang di tengah kehidupan masyarakatnya. Nilai-nilai inilah yang wajib kita jaga, kita rawat dan kita lindungi bersama, dengan dilandasi semangat persaudaraan,” urai Bamsoet.