Pemprov DKI Menyiapkan 1.262 Pengungsian-Sumur Resapan untuk Antisipasi Banjir

Antar Daerah057 views

Inionline.id – Untuk menghadapi musim hujan Pemprov DKI Jakarta menyiapkan 1.262 lokasi pengungsian. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuturkan nantinya lokasi pengungsian itu dapat menampung 105 ribu orang.

“Menyiapkan 1.262 lokasi pengungsian daya tampung 105.804 jiwa, dan sarana-prasarana pendukung, seperti tenda pengungsi, dapur umum, logistik, dan lain sebagainya,” kata Riza dalam rekaman video, Jumat (29/10/2021).

Untuk mengantisipasi banjir, Pemprov DKI juga mengupayakan program revitalisasi waduk serta pompa secara berkala serta memasang alat pengukur curah hujan di 267 kelurahan di Jakarta.

“Kami lakukan adalah revitalisasi waduk dan pompa program Gerebek Lumpur di lima wilayah kota administrasi pembangunan sumur resapan drainase vertikal, memasang alat ukur curah hujan di seluruh yakni 267 kelurahan sehingga kita tahu persis kalau musim hujan seperti apa,” ujarnya.

Terakhir, politikus Gerindra itu juga meminta peran aktif masyarakat untuk melaporkan jika terdapat genangan maupun banjir di wilayahnya. Pelaporan, sebutnya, bisa dilakukan melalui aplikasi JAKI maupun call center Jakarta Siaga di nomor 112.

“Optimalisasi JAKI sebagai kanal pelaporan masyarakat portal mengenai banjir dan media informasi banjir penyampaian informasi peringatan dini bencana melalui SMS blast yang bekerja sama dengan Kominfo,” ucapnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menginstruksikan jajarannya siap menghadapi ancaman di musim hujan. Anies menargetkan dua hal dalam menangani hujan ekstrem tahun ini.

“Target operasi kita adalah, satu, tidak ada korban jiwa; kedua adalah target untuk bisa surut permukaan air genangan 6 jam sesudah hujan selesai atau 6 jam setelah permukaan air surut kembali ke posisi normal,” kata Anies setelah memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Rabu (13/10/2021).

Anies menjelaskan ada tiga ancaman musim hujan yang akan dihadapi oleh Ibu Kota. Di antaranya banjir rob di wilayah utara Jakarta, pertemuan 13 aliran sungai di wilayah Selatan Jakarta, dan hujan ekstrem di dalam kota.

“Tiga front ini akan kita hadapi dengan tiga prinsip, satu, siaga; dua, tanggap; tiga, galang. Harapannya, ini akan bisa menggerakkan seluruh unsur masyarakat,” ujar Anies.

Anies menjelaskan daya tampung drainase di jalan utama Ibu Kota maksimal 100 milimeter per hari dan di kawasan perkampungan sebesar 50 milimeter per hari. Dia kemudian mengungkit fenomena banjir pada 2020 dan Februari 2021, yang curah hujannya melebihi daya tampung drainase di Jakarta.

“Ketika curah hujan di atas kapasitas drainase kita, bila drainase kita adalah maksimal 100 milimeter per hari, dan curah hujan seperti di bulan Januari (2020) saat itu 377 millimeter per hari, 3,7 kali lipat lebih tinggi dari kapasitas kita, pasti banjir, karena drainase kita tidak sanggup untuk alirkan,” ujarnya.

“Atau di bulan Februari tahun ini, lebih dari 250 milimeter per hari. Saat itu ekstrem, begitu hujan berhenti, kita punya waktu 6 jam untuk memastikan kering, kerahkan semua pompa mobile, pompa pemadam kebakaran, seluruh pompa kita, tarik air itu,” lanjut Anies.