1 Desa Terisolasi Akibat Banjir-Tanah Longsor di Polman Sulawesi Barat

Antar Daerah2457 views

Inionline.id – Banjir yang menyebabkan tanah longsor menerjang sejumlah tempat di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Salah satu wilayah yang mengalami dampak cukup parah akibat peristiwa ini, berada di Desa Riso, Kecamatan Tapango.

Tercatat, ada sedikitnya enam rumah warga yang berada di bantaran sungai, rusak parah diterjang banjir. Bahkan dua diantaranya hilang terbawa arus. Belasan rumah lainnya juga terancam, lantaran posisinya sudah di pinggir sungai.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Riso Andi Bangsawan mengungkapkan, banjir terjadi sekira pukul 18:00 wita, Kamis petang kemarin (26/08). Banjir diawali hujan deras yang terus mengguyur dari pukul 16:00 hingga pukul 20:00 malam.

“Kemarin itu mulai pukul empat, curah hujan sampai jam delapan malam. Banjir datang sekitar pukul enam sore. Dampak banjir ini ada pada dua dusun. Dusun empat dan dusun lima. Warga yang rumahnya hanyut ada dua, rusak parah ada empat,” kata Andi Bangsawan kepada wartawan, Jumat siang (27/08/2021).

Selain merusak rumah warga, Bangsawan menyebut, banjir turut memutus akses jalan pada dua dusun, menimbulkan sejumlah titik longsor, hingga mengakibatkan ratusan warganya terisolir.

“Untuk kondisi jalan di Dusun dua ini, sekitar 700 sampai 800 meter terputus. Penghubung ke dusun lima juga longsor. Terus yang ke dusun empat longsor juga sekitar 50 meter. Ada sekitar 270 keluarga pada dua dusun yang terdampak dan terisolir, ” terangnya.

Menurut Andi Bangsawan, puluhan keluarga baik yang rumahnya hancur diterjang banjir, maupun yang rumahnya masih berdiri tegak namun berada di bantaran sungai, kini terpaksa mengungsi mencari tempat yang lebih aman. Warga takut terjadi banjir susulan, apalagi kondisi cuaca masih buruk.

“Warga yang bermukim di bibir sungai sekitar 30 keluarga sudah mengungsi. Tadi kita sudah ungsikan semua. Untuk sementara kami meminta warga untuk tidak mendekati rumahnya dulu. Bersama karang taruna, kami juga tetap menjaga kondisi di lapangan, ” pungkas Bangsawan.

Salah satu korban banjir, Rukka mengaku tidak menduga banjir akan menerjang. Apalagi menurut dia, sesaat sebelum kejadian, istrinya masih sempat memantau kondisi sungai yang dianggap aman.

“Tidak pernah terpikir, karena mamanya sempat liat-liat sungai, tidak banyak air, meski deras hujan. Tiba-tiba ini air meluap dari dalam, ” tutur Rukka.

Rukka menyebut, banjir menerjang begitu cepat. Pasalnya, sekembalinya ke rumah usai mengamankan harta benda, Rukka melihat rumahnya sudah hancur.

“Saya di rumah sama keluarga, tidak ada suara, kita langsung lari mengamankan kendaraan, pulang ke sini sudah hancur rumah, ” tandas Rukka sambil mengamati beberapa bagian rumahnya yang masih tersisa.

Berdasarkan pantauan wartawan, banjir turut mengakibatkan sejumlah tiang listrik di daerah ini tumbang. Akibatnya jaringan listrik menuju rumah warga terputus. Dibantu petugas, sejumlah warga juga terlihat mengevakuasi harta bendanya ke tempat aman, mengantisipasi banjir susulan.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian materil yang ditimbulkan ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.