Paket Isoman Menjadi Jurus Jitu Hotel Bertahan Kala PPKM Darurat

Inionline.id – Bisnis perhotelan menjadi salah satu sektor yang babak belur diterpa pandemi Corona. Namun saat ini para pengusaha hotel mulai mencari cara untuk bangkit.

Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto saat ini para pengusaha hotel mulai menawarkan layanan isolasi mandiri untuk para pasien COVID-19. Menurutnya, program ini mampu menjaga cash flow alias arus keuangan perusahaan tetap terjaga.

Program ini memang tidak bisa mengembalikan kinerja bisnis perhotelan seperti saat normal, namun dampaknya lebih berasa ke bisnis perhotelan. Bahkan, dia menyebutkan program Work From Bali saja yang diharapkan bisa memicu okupansi hotel di Bali pun kalah besar dampaknya.

“Program isolasi dan karantina mandiri di hotel memang membuat cash flow tidak terlalu berat, tetapi belum bisa kembali ke normal. Program work from Bali atau work from anywhere saja tidak bisa mendongkrak kinerja hotel,” ungkap Ferry dalam diskusi virtual, Rabu (7/7/2021).

Dia menyampaikan pasar isolasi mandiri saat ini memang sangat besar di tengah lonjakan kasus COVID-19. Menurutnya, sudah banyak orang yang pendapatannya besar pun rela menyewa hotel untuk isolasi mandiri.

“Bukan cuma yang kerja sama pemerintah ya. Maksud saya ini mereka yang memiliki tingkat penghasilan cukup baik banyak yang memilih isolasi mandiri di hotel. Ini memang harus dilakukan hotel, karena memang pasarnya ada,” jelas Ferry.

“Jadi yang isolasi mandiri yang bayar sendiri juga banyak,” ungkapnya.

Selain program isolasi mandiri untuk pasien COVID-19, hotel juga mulai menawarkan jasanya untuk digunakan sebagai karantina, khususnya hotel yang berada di dekat simpul transportasi. Beberapa hotel pun menurut Ferry sudah menawarkan diri untuk menjadi tempat karantina bagi WNI yang baru pulang dari luar negeri.

Ada juga ide unik lainnya yang dilakukan pengusaha hotel, dalam paparannya Ferry menyebutkan ada juga mengalihkan bisnis food and beverage hotel menjadi katering.

Adapun sejauh ini tingkat keterisian hotel pun masih rendah, di Jakarta dan sekitarnya dalam paparan Ferry okupansi hotel masih berada di angka 40%. Bahkan di Bali, okupansi tidak sampai 20%.