Inionline.id – Ibu negara Haiti memberikan kesaksiannya usai tragedi mengerikan menimpa suaminya. Martine Moise yang terluka parah mengunggah pesan audio melalui Twitter pribadinya untuk menceritakan kejadian nahas yang menimpa orang nomor satu di Haiti.
“Saya hidup, terima kasih kepada Tuhan,” katanya dengan bahasa Kreol mengawali pernyataan publik pertamanya usai insiden, Minggu (11/7/2021).
“Saya masih hidup tetapi saya telah kehilangan suami saya Jovenel,” tambahnya.
Kesaksian Istri Mendiang Presiden Haiti
Martine Moise mengisahkan bagaimana awal mula para tentara bayaran memasuki rumah mereka dan menghujani suaminya dengan peluru.
“Dalam sekejap mata, tentara bayaran memasuki rumah saya dan menembaki suami saya dengan peluru … bahkan tanpa memberinya kesempatan untuk mengatakan sepatah kata pun,” tuturnya.
“Saya menangis, itu benar, tetapi kita tidak bisa membiarkan negara kehilangan arah,” katanya. “Kita tidak bisa membiarkan darahnya… tumpah dengan sia-sia.”
Ibu negara Haiti tersebut juga menduga motif pembunuhan orang nomor satu tersebut. Ia menyebut otak dibalik pembunuhan itu adalah penjahat terkenal tanpa nyali.
“Anda harus menjadi penjahat terkenal tanpa nyali untuk membunuh seorang Presiden seperti Jovenel Moise,” katanya.
“Orang-orang ini menyewa tentara bayaran untuk membunuh presiden dan keluarganya karena proyek jalan, listrik, pasokan air minum, organisasi referendum dan pemilihan, untuk penghapusan transisi politik yang terakhir,” jelasnya memberikan dugaan atas motif pembunuhan Moise.
Diketahui Martine Moise dilarikan ke rumah sakit Haiti setelah serangan pada Rabu (7/7) dini hari waktu setempat. Karena luka parah yang dideritanya, ia dipindahkan ke Miami untuk menjalani perawatan intensif.
Hingga kini otak dan motif pembunuhan Moise masih menyisakan tanda tanya. Menurut keterangan polisi Haiti, pembunuhan dilakukan oleh sebuah unit komando beranggotakan 28 orang. Tim pembunuh itu disebut terdiri atas 26 warga Kolombia dan dua warga AS keturunan Haiti.
Dari total 28 tersangka yang terlibat, sebanyak 17 orang di antaranya berhasil ditangkap dalam keadaan hidup, tiga orang tewas, dan 8 lainnya masih diburu. Penangkapan dilakukan di wilayah Petionville, pinggiran ibu kota Port-au-Prince, dengan melibatkan baku tembak antara polisi dan para tersangka.
Otoritas Kolombia menyatakan pihaknya memiliki informasi soal keterlibatan empat perusahaan dalam pembunuhan Presiden Haiti, namun mereka tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Usai kematian Moise, pemerintahan Haiti kini dipegang sementara oleh Perdana Menteri sebelumnya, Claude Joseph.