Pedagang Meminta Aparat Tindak Spekulan Tabung Oksigen

Inionline.id – Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka meminta agar spekulan tak bermain di tengah kelangkaan tabung oksigen yang terjadi saat ini. Mereka meminta agar aparat menindak hukum apabila terdapat spekulan yang mengambil untung di tengah krisis.

Diketahui, stok tabung oksigen di Pasar Pramuka sudah habis sejak Jumat (25/6). Hingga saat ini, pedagang belum mendapat stok tabung lagi dari agen distributor.

“Kami sebagai pedagang mengimbau ke Pemprov DKI untuk segera menindak kalau memang ada spekulan-spekulan. Atau, pihak kepolisian tolong mereka ditangkap lah, atau disidak,” kata Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon saat ditemui di Pasar Pramuka, Jaktim, Senin (28/6).

Menurutnya, kelangkaan terhadap tabung oksigen ini dapat terjadi di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Apalagi, permintaan masyarakat sedang tinggi-tingginya namun penjual tak memiliki stok yang cukup untuk memenuhi hal tersebut.

Sehingga, kata dia, perlu agar dilakukan penyaluran tabung oksigen untuk mencegah terjadinya kelangkaan saat ini.

Namun demikian, di sisi lain pihak pedagang juga meminta agar masyarakat tak membeli barang ini apabila memang tak terlalu membutuhkan tabung oksigen. Hal itu, dilakukan untuk menutup celah spekulan bermain di bidang alat kesehatan ini.

“Masyarakat gak usah panik, karena itu tidak terlalu dibutuhkan oksigen itu. Kecuali di keluarganya ada asma atau jantung, silakan. Cuma kalau hanya untuk standby atau yang lain, mendingan nanti dulu dah,” ucapnya.

Dia pun merasa hingga saat ini terdapat permasalahan distribusi tabung oksigen dari agen distributor. Pasalnya, sejak Jumat (25/6), belum ada toko di Pasar tersebut yang mendapat stok tambahan dari agen setelah diborong masyarakat.

“Harga masih stabil sekitar Rp750 ribu sampai dengan Rp800 ribu per kubiknya,” ucap dia.

“Tapi, kita belum tahu untuk harga hari ini. Sampai saat ini kami belum tahu distributor kasih harga berapa,” tambahnya lagi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut terjadi lonjakan kebutuhan untuk tabung oksigen hingga 3 kali lipat dari normal di DKI.

Eks menteri pendidikan ini mengungkap kendala pasokan oksigen untuk pasien covid-19 yang sempat terjadi di Jakarta bukan akibat stok menipis. Masalah itu, kata dia, akibat distributor kekurangan tenaga pengantar dan armada untuk mendistribusikan ke berbagai rumah sakit di Jakarta.

“Teman-teman distributor punya pasokan oksigen yang cukup namun terkendala kekurangan armada dan orang untuk mengantarkan ke RSUD-RSUD kita, seiring meningkatnya permintaan,” ujar Anies dikutip dari akun Instagram aniesbaswedan, Senin (28/6).