BPS Menyatakan Mobilitas Masyarakat Meningkat di Toko dan Tempat Rekreasi

Ekonomi057 views

Inionline.id – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan mobilitas masyarakat meningkat di lokasi perdagangan ritel dan tempat rekreasi pada Februari 2021. Hal ini terjadi di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro.

“Aktivitas di lokasi (ritel dan rekreasi) mendadak ramai pada saat libur nasional, namun kembali menurun setelah masa liburan selesai,” terang Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3).

Padahal, menurut data BPS, aktivitas di perdagangan ritel dan rekreasi pada Januari 2021 masih minus 24,3 persen. Sementara, aktivitas di dua kawasan itu mulai meningkat pada Februari 2021, sehingga kontraksinya secara keseluruhan melambat menjadi 20,3 persen.

Selain itu, aktivitas di tempat belanja kebutuhan sehari-hari juga meningkat. Hal ini karena pemerintah mulai melonggarkan jam operasional pusat perbelanjaan. “Bahkan, jumlah kunjungan sempat tumbuh positif sehari menjelang perayaan Imlek,” imbuh Suhariyanto.

Hal serupa juga terjadi di taman-taman. Aktivitas meningkat saat Tahun Baru Imlek, meski jumlahnya masih di bawah kondisi normal.

Di sisi lain, aktivitas di sektor transportasi turun pada Februari 2021. Kebijakan PPKM membuat mobilitas warga di tempat transit menurun.

“Namun pelonggaran jam operasional angkutan publik dan pemberlakuan kembali maksimum work from office (WFO) berangsur meningkatkan aktivitas di lokasi ini,” jelasnya.

Laju Inflasi Melambat

Sementara itu, pandemi covid-19 masih terus berdampak pada tingkat permintaan masyarakat. Suhariyanto menyatakan laju inflasi Februari 2021 melambat apabila dibandingkan periode sebelumnya.

Tercatat, inflasi Februari 2021 hanya 0,1 persen secara bulanan. Angkanya melambat dibandingkan dengan posisi Februari 2020 yang mencapai 0,28 persen dan Januari 2021 yang sebesar 0,26 persen.

“Ini mengindikasikan bahwa sampai Februari 2021 dampak pandemi masih membayangi perekonomian. Pandemi membuat mobilitas berkurang,” ucap Suhariyanto.

Penurunan mobilitas akan membuat roda ekonomi bergerak lambat ke depannya. Dengan demikian, hal itu akan berpengaruh terhadap permintaan masyarakat.

“Dampak pandemi belum mereda,” pungkas Suhariyanto.