Diduga Profit Oriented, Stella Maris BSD Kehilangan Salah Satu Peserta Didiknya

Inionline.id, Tangsel–Masa pandemi yang tak kunjung hilang membuat masyarakat harus berfikir keras untuk menjaga stok pangan yang tersisa untuk keluarganya lantaran makin merebaknya covid-19.

Tak hanya menjaga kebutuhan akan pangan, sebagai wali murid juga harus menunaikan kewajibannya untuk terus menyekolahkan anak di sekolah masing masing tanpa harus terkendala faktor ekonomi.

Dalam informasi yang himpun telah beredar pesan berantai aplikasi WhatsApp salah seorang wali murid siswa Sekolah Dasar (SD) Stella Maris BSD keluar dari group dan mengundurkan diri lalu memindahkan anaknya yang berinisial V ke sekolah lain lantaran rapor anaknya tidak diberikan oleh pihak sekolah.

Dalam pesan tersebut alasan utama yang membuat dirinya mengundurkan diri dari sekola Stella Maris BSD lantaran rapor anaknya ditahan oleh pihak keuangan  dengan alasan belum membayar uang kegiatan.

“Rapor semester satu (1) anak kami ditahan oleh pihak keuangan sekolah dengan alasan kami belum membayar uang kegiatan. Menurut kami, rapor adalah hak anak dan aturan ini tidak mencerminkan identitas sekolah dan Katolik,” ungkapnya dalam kutipan pesan tersebut.

Lebih lanjut, sebelum mengambil keputusan untuk mengundurkan diri keluar dari sekolah, dirinya sempat melakukan mediasi dengan pihak sekolah. Namun, pihak sekolah tetap bersikeras bahwa ini adalah soal transaksional yang harus membayar uang kegiatan supaya bisa mendapatkan rapor.

Di penghujung pesan, dirinya juga menuliskan bahwa tidak ada maksud untuk menjatuhkan reputasi Sekolah Stella Maris BSD, dia hanya berpesan agar sekolah terus bebenah supaya bisa menjadi institusi pendidikan yang terbaik untuk anak-anak semuanya.

Saat di konfirmasi oleh media, Kepala Kampus Stella Maris, Anastasia Uning menanggapi, rapor memang tidak dibagikan. Namun dibagikan melalui Pdf karena pihak sekolah bertemu ke walimurid melalui Zoom Metting. Dan bagi yang belum mendapat rapor ada masalah terhadap pembayaran uang kegiatan.

“Memang kita menginformasikan tidak dibagikan (raport), dibagikannya melalui Pdf, kan kita zoom metting pak, jadi ketemu ke walimuridnya melalui Zoom. Jadi kalau memang ada yang belum (Dikasih Rapor), lah sekarang gini pak, kalau dia belum tapi kita tau dia tidak bermasalah kita tau dong, tapi ini dia sengaja tidak mau  (Bayar uang kegiatan) karena ini kan, kami juga lah bagaimana dong,?,” ujarnya Bu Uning saat diminta keterangan oleh awak media di Kawasan Sekolah Stella Maris. Rabu, (10/2/2021).

Uning menjelaskan, uang kegiatan yang dimaksud adalah senilai sejuta enam ratus ribu rupiah (Rp.1,6 Juta) selama 1 tahun yang akan digunakan untuk berbagai kegiatan virtual seperti, Character building, Pramuka, Virtual study tour, 17 Agustus, Hari Natalan, Masa Orientasi Sekolah (MOS) dan lain sebagainya.

Untuk diketahui, kebijakan Sekolah Stella Maris BSD terkait penarikan uang kegiatan sekolah (ekskul-red) diduga berbenturan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.60/2011 tentang larangan pungutan2 biaya pendidikan oleh perguruan swasta tingkat ditingkat SD dan SMP. Terlebih di tengah situasi pandemi Covid 19. (Adt)