Efektifitas Penggunaan Lahan Hidroponik Jadi Kritikan Asep Arwin Kotsara Kepada PT Agro Jabar

Ekonomi057 views

Garut, Inionline.Id – Komisi III DPRD Jawa Barat melakukan kunjungan kerja ke salah satu Aset PT Agro Jabar di Desa Wanajaya, Kabupaten Garut, Selasa (09/02/2021). Dengan total area 8,9 hektar, telah resmi didirikan smart green house seluas 3000 meter pada 27 Januari 2021 lalu dan langsung diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Menurut anggota komisi III DPRD Jawa Barat, Asep Arwin Kotsara menjelaskan bahwa target smart green house tersebut adalah kedepannya akan dibangun lagi seluas 3 sampai dengan 5 hektar.

“Smart green house itu modelnya sama seperti model hidroponik, saya juga salah satu pembuat hidroponik di masjid wilayah saya untuk kemaslahatan jama’ah, hanya saja di smart green house ini dikatakan smart karena semua sistem pengecekan nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan terdapat tangki-tangki air, jika disitu nutrisinya turun dari ambang batas yang sudah ditentukan maka secara otomatis akan menambahkan sendiri karena ada controlernya, sehingga semua sudah bersistem otomatisasi,” ungkap Asep.

Lebih lanjut, model hidroponik di area tersebut adalah model infus dimana sistem kapiler dalam infus hidroponik terkadang mengalami kemacetan.

“Menurut mereka karena sudah mengetahui sistem kapiler yang sering macet akibat nutrisinya dalam bentuk mineral sehingga pengelola smart green house mensiasatinya setiap pagi dan sore hari disemprot dengan air biasa, dialirkan untuk membersihkan mineral-mineral yang menempel dikapiler hidroponiknya,” papar Asep.

Kemudian sistem canggih smart green house tersebut pun ketika terjadi hambatan dilubang kapiler tanamannya maka secara otomatis sistemnya akan memberikan informasi bahwa terjadi hambatan disatu titik yang kemudian langsung ditangani.

Komisi III DPRD Jawa Barat saat mengunjungi Smart Green House, Kabupaten Garut, Selasa (09/02/2021).

“Saat ini sudah mulai disemai bibit melon dan paprika di lahan 3000 meter tersebut, dengan jumlah total 6400 pohon dimasing-masing box tersebut, satu yang menjadi kritik saya ke mereka adalah jarak antara baris satu pohon ke satu pohon lainnya jauh sekali, ada sekitar 1 setengah meteran, ini sayang, dengan space yang ada dan biaya pembangunan smart green house yang mahal tersebut, ini harusnya bisa di efisiensikan, jarak tanamannya bisa dirapatkan cukup antara 70 sampai dengan 80 centimeter,” kata Asep.

Ternyata tenaga ahli hidroponik setempat pun mengakui masukan dari Asep Arwin Kotsara, hanya saja desain daripada controller yang dibuat peruntukannya dikhususkan untuk 6400 pohon saja.

“Padahal dengan 70 sampai 80 centimeter saja jarak pohonnya, itu bisa menjadikan sebanyak 9800 pohon, cuma kalau dinaikkan spek programnya tentu hasilnya akan berbeda, jadi desain spek mesin dari pabriknya itu memang hanya untuk 6400 pohon, sebenarnya saya melihat dari pemanfaatan space ruangannya yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan,” imbuh Asep.

Legislator Kota Depok tersebut pun berharap agar tetap bagaimana space yang ada tidak terbuang, dan dimanfaatkan untuk tanaman dengan sistem yang lain, karena mereka harus berhitung secara investasi bisnis yang tepat.

Kedepannya smart green house tersebut berencana untuk membuka tempat pelatihan bagi masyarakat yang ingin belajar menanam hidroponik.