Pemerintah Mendorong Pengembang Lebih Kreatif Saat Pandemi

Inionline.id – Kalangan pengembang didorong untuk kreatif dan inovatif terkait produk yang diluncurkan saat situasi pandemi Covid-19. Produk properti harus bisa menyediakan berbagai sarana untuk antisipasi terhadap pandemi bagi seluruh keluarga dan hal ini bisa menjadi potensi di tengah situasi bisnis yang melambat karena pandemi.

Berbagai kendala di sektor bisnis akibat pandami Covid-19 telah membuat banyak dunia usaha mengalami kesulitan kuangan bahkan hingga harus menutup usahanya. Di sektor properti, menurut asosiasi perusahaan pengembang Real Estat Indonesia (REI), angka penjualan produk properti rata-rata turun mencapai lebih dari 50 persen.

Di sisi lain, pandemi yang juga memunculkan banyak norma maupun kebiasaan baru yang harus dilakukan untuk memutus penularan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Hal ini menginisiasi banyak perubahan lainnya termasuk untuk sektor properti. Terkait desain hunian misalnya, saat ini banyak ditawarkan hunian untuk mengantisipasi pandemi hingga berbagai kegiatan yang bisa dilakukan karena kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Karena itu menurut Direktur Rumah Umum dan Komersial Ditjen Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M. Hidayat, berbagai norma baru atau new normal ini harus bisa dijadikan sarana dan peluang bagi kalangan pengembang maupun sektor terkait lainnya untuk menghadirkan produk yang dibutuhkan masyarakat saat pandemi ini.

“Kebiasaan new normal ini harus diterapkan pada kaidah-kaidah desain, layout, penggunaan bahan material bangunan, teknologi, dan lainnya. Artinya, kalangan developer, produsen bahan bangunan, maupun para pelaku sektor properti lainnya harus lebih kreatif dan inovatif saat pandemi ini terkait keluaran produknya,” ujarnya.

Rumah, jelas Hidayat, saat situasi pandemi ini bukan lagi hanya menjadi tempat istirahat tapi juga menjadi tempat kerja (WFH), tempat belajar, hingga aktivitas lainnya karena mayoritas kita harus lebih banyak di rumah saat pandemi ini. Hal inilah yang membutuhkan kreasi dan inovasi terkait desain maupun penggunaan furnitur dengan tetap memperhatikan gaya maupun style yang menarik.

Misalnya, bagaimana merancang desain dan layout rumah yang bisa digunakan untuk bersih-bersih sebelum penghuni masuk ke dalam rumah. Desain yang bisa memastikan setiap orang telah cukup steril dan terbebas dari bakteri maupun virus saat memasuki rumah

Lebih jauh lagi, bisa juga dirancang sebuah layout rumah yang memiliki ruanng isolasi dengan berbagai alur traffic untuk memastikan penghuni lain tidak tertular tapi tetap bisa melayani yang tengah dikarantina. Bagaimana merancang bukaan yang luas supaya udara segar dan cahaya matahari bisa leluasa masuk ke dalam rumah dan sebagainya.

Dengan berbagai kreatifitas dan inovasi dari sisi desain dan penggunaan bahan bangunan, sektor properti yang memiliki  170-an industri terkait akan bisa terdorong dan membuat perekonomian lebih bergairah. Terlebih lagi bila ditambah dengan berbagai kemudahan cara bayar maupun program pembiayaan dari perbankan yang memudahkan konsumen.

“Kalau sektor perumahan bisa bergerak itu akan mendorong perekonomian nasional ikut bergerak. Perumahan ini bukan hanya mengggerakkan ekonomi saat dijual dan dibangun tapi akan terus berlanjut. Saat rumah jadi dan dihuni, penghuni akan belanja untuk beli seprai, gorden, untuk renovasi, jadi dampak ekonominya akan sangat panjang,” beber Hidayat.