Erick Thohir Membeberkan Aksi Megah BUMN pada 2021

Ekonomi157 views

Inionline.id – Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan aksi korporasi besar perusahaan pelat merah pada tahun depan. Yakni, penggabungan alias merger bank syariah BUMN dan sinergi perusahaan pembiayaan sektor UMKM.

Merger bank syariah BUMN sendiri sudah dimulai pada tahun ini. Tiga bank syariah BUMN, meliputi BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah menandatangani Conditional Merger Agreement (CMA) yang merupakan bagian awal dari proses merger pada Oktober 2020 lalu.

“Kita sebagai negara muslim terbesar di dunia ini punya ada alternatif pembiayaan, di mana ranking 8 terbesar di Indonesia dengan total aset Rp225 triliun ini belum pernah terjadi,” jelasnya, dalam acara ‘Menyongsong Bangkitnya Ekonomi Indonesia 2021‘ oleh CNBC Indonesia, Kamis (10/12)

Targetnya, merger tiga bank BUMN syariah tersebut bisa diselesaikan pada Februari 2021 mendatang. Dalam merger tersebut, komposisi pemegang saham terbesar pada bank hasil penggabungan dikuasai oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan porsi 51,2 persen.

Sementara itu, untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 17,4 persen, DPLK BRI – Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.

“Tidak hanya itu, saya harapkan sinergi bank syariah ini ditargetkan lagi 2025 harus ranking terbesar nomor 9 dunia,” imbuhnya.

Aksi korporasi lainnya, lanjut Erick adalah sinergi perusahaan pembiayaan UMKM, yang terdiri dari PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT BRI (Persero).

“Tidak lain agar kami punya database (basis data) riil bahwa UMKM, usaha mikro itu tepat sasaran,” tuturnya.

Selain itu, sinergi perusahaan pembiayaan UMKM tersebut diyakini bisa mendorong pengusaha kecil naik kelas. Namun, Erick belum merincikan bentuk sinergi tersebut.

“Kami harap dengan penggabungan satu data ini, ada istilahnya pengusaha naik kelas dari yang kecil, karena selama ini dari krisis 1998 kadang-kadang, kita ingat yang besar. Padahal, usaha kecil, yang tingkat kredit macetnya 0,1 persen, hari ini sangat terdampak covid-19,” ucapnya.