Imbas Corona Terhadap Apartemen Dan Hotel Di Jabodetabek

Inionline.id – Penjualan apartemen di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadebotabek) mengalami penurunan sebesar 45,1 persen hingga menjadi 75,8 persen. Sementara untuk hotel yang ada di Jakarta mengalami kinerja terburuk selama 10 tahun kebelakang dan sudah ada 90 hotel yang melakukan penutupan sementara.

Menurut sumber terkait, penurunan penjualan di Jakarta mencapai 68,8 persen. Kemudian di Bodebek, mengalam penurunan drastis sebesar 75,8 persen. Sementara di Tangerang, penjualan apartemen menukik sebesar 45,1 persen. Menurut laporan riset Coldwell Banker Indonesia anjloknya penjualan terjadi akibat penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Selain penjualan yang terus merosot, Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Angra Angreni dalam laporan tertulisnya mengatakan bahwa pandemi ini  tidak hanya mengganggu semua lini bisnis, namun juga menyebabkan sejumlah pengembang menunda proyeknya.

Menurut Angra, hal ini bisa terjadi karena terdapatnya kendala pada material bangunan yang harus diimpor dari negara terdampak Covid-19. Dengan demikian, investor saat ini masih diharapkan untung menunggu dengan tenang dan tidak gegabah.

“Saat ini pembeli dengan tujuan investasi cenderung memutuskan untuk bersikap wait and see, menunjukkan bahwa investasi properti bukanlah prioritas mereka situasi ini,” catatnya dalam pesan tertulis Angra.

Kendati demikian, hadirnya kebijaka pada awal hingga pertengahan April, Pemerintah mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini berdampak sangat signifikan hingga membuat lebih dari 85 persen sektor properti membatasi jam operasional, termasuk perkantoran, ritel, dan sebagian besar hotel.

Tak hanya penjualan apartemen, penurunan juga terjadi pada permintaan apartemen sewa. Riset Leads property menunjukkan, total permintaan pada kuartal I-2020 mengalami penurunan 2,96 persen menjadi 5.539 unit. Pasar apartemen servis dengan jangka pendek hingga menengah mengalami tekanan selama pandemi berlangsung.

Sebaliknya, permintaan pasar apartemen non-servis di Jakarta yang biasanya memiliki durasi tinggal lebih lama tetap stagnan. Sementara rerata tingkat hunian apartemen 62,8 persen atau turun sebesar 2,0 poin. Rinciannya, tingkat hunian apartemen servis sebesar 65,8 persen, dan apartemen non-servis sebesar 56,8 persen.

Meski mengalami penurunan, namun pasokan tidak berubah, yakni 8.822 unit. Bahkan Leads memperkirakan, dua proyek apartemen akan beroperasi pada tahun ini, meski terjadi pandemi. Keduanya adalah Oakwood Apartmets @PIK dan Somerset Sudirman. Proyek tersebut menambah jumlah pasokan kumulatif sebesar 5 persen pada akhir 2020 nanti.

Sementara itu untuk sektor properti lain seperti hotel juga terdapat penurunan yang sangat signifikan. Menurut Angra Angreni selaku Manager Research & Consultancy Coldwell Banker juga menambahkan bahwa kinerja hotel untuk situasi pandemic saat ini merupakan yang terburuk selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut diikuti data yang dimilikinya yang mengatakan bahwa 90 hotel mengalami penutupan sementara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *