Akibat Pandemi 2 Segmen Properti Ini Merosot

Inionline.id – Sektor properti di Indonesia telah mengalami pemerosotan yang cukup panjang dalam tiga tahun terakhir ini, meski sejumlah stimulus yang berbentuk Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) sudah mulai diluncurkan karena terkait untuk memberi respon dari dinamika pasar.

Bahkan ketika pandemi seperti ini semakin meluas beban sektor dengan 177 industri yang mulai memberikan stimulus dengan cara mengucurkan subsidi uang mukanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Daniel Djumali turut mengatakan bahwa jalan keluar untuk mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi pengembang kelas menengah ke bawah sangat dibutuhkan.

Ia juga menambahkan bahwa daya tahan arus kas sejumlah pengembang hunian bersubsidi diprediksi hanya mampu untuk beberapa bulan kedepan dan bahkan tidak bisa bertahan hingga 3 bulan. Ia juga turut mengakui jika penjualan pada masa pandemic ini telah anjlok hingga sebesar 30%

“Yang jelas sekarang saja sudah sekitar 20 persen sampai 30 persen setengah mati nasib pengembang masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Daniel menurut sumber terkait pada Senin lalu.

Melambatnya pembangungan dari segmen hunian bersubsidi ini dinilai dapat memperparah pasar properti di Indonesia. Kendati demikian, beberapa pengembang pada segmen kelas atas juga sudah lebih dulu merasakan pemerosotan dari penjualan sejak beberapa waktu silam.

Daniel memprediksi jika isu corona ini berlangsung lama, tidak menutup kemungkinan anjloknya penjualan akan makin parah hingga ke level 40 persen. Namun, semua itu biasa diatasi tergantung pada kebijakan apa yang ditawarkan pemerintah.

Lagi pula, pengembang hunian bersubsidi saat ini mengaku lebih sulit dalam melakukan akad lantaran terbatasnya sejumlah operasional instansi. Pada saat yang bersamaan, arus kas pengembang juga terdampak.

Ia juga menjelaskan bahwa akad KPR akan semakin sulit dan hal ini akan membuat pengembang otomatis lebih sulit untuk mengatur arus masuk dari kasnya, mengingat sektor perumahan cukup menyerap tenaga kerja yang luar biasa dan menggerakkan industry lainnya.

Untuk itu, pengembang berharap supaya ada kebijakan atau terobosan lain dari pemerintah menyusul POJK No. 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 dan stimulus Rp1,5 triliun untuk sektor perumahan.

Selain dari bisnis rumah bersubsidi yang merosot, ada beberapa sektor property yang juga turut merosot di Indonesia yaitu bisnis perhotelan. Menurut seumber terkait, semenjak adanya kebijakan baru dari pemerintah berupa pembatasan sosial berskala besar membuat bisnis perhotelan sepi dari pengunjung apalagi beberapa bisnis perhotelan yang ada di DKI Jakarta.

Sementara itu banyak pengembang yang juga mulai mengadopsi pendekatan efisiensi biaya untuk bertahan sementara sebagian lainnya telah memberhentikan bisnis mereka untuk sementara waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *