Sapi Belgian Blue Jadi Andalan Indonesia Untuk Swasembada Daging

Ekonomi057 views

Inionline.Id – Sapi jenis Belgian Blue yang dikembangkan oleh Balai Embrio Ternak (BET) UPT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, yang terletak di lereng Gunung Salak, desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Jenis sapi yang didatangkan dari Negara Belgia ini merupakan instruksi dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaimandinilai yang dinilai mampu membantu Indonesia mewujudkan swasembada daging.

Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia. Sapi hasil persilangan ini memiliki warna kulit kebiruan sehingga disebut dengan Belgian Blue.

Ada sejumlah keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini, yakni perototan yang luar biasa, sehingga jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak rendah. Dengan dikembangkannya sapi Belgian blue ini, diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia. Keberadaan Belgian Blue digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.

“Sampai Desember 2018 ini, sudah lebih dari 100 ekor kelahiran sapi Belgian Blue hasil inseminasi buatan dan transfer embrio,” kata Yanyan Setiawan, Kepala seksi Pelayanan Teknis Pemeliharaan Ternak.

Menurut Yanyan, sapi ini termasuk rumpun sapi potong kelompok bos taurus, yang memiliki keunggulan konformasi perototan dan persentase karkas yang tinggi, yakni sekitar 20 persen lebih tinggi dari karkas sapi pada umumnya.

“Kandungan lemak sapi ini juga relatif rendah karena memiliki efisiensi penggunaan pakan yang baik. Belum lagi, potensi produksi karkas yang tinggi, sehingga bagus untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia,” katanya.

Yanyan menyebut, Kementan menargetkan kelahiran 1.000 pedet Belgian Blue pada 2019, baik melalui Inseminasi Buatan maupun transfer embrio.

“Saat ini pengembangan sapi Belgian Blue masih bersifat tertutup di 11 UPT lingkup Kementerian Pertanian, dengan beberapa kajian yang dilakukan oleh peneliti dan tim pakar pendukung. Program ini dilaksanakan melalui kerja sama antara Ditjen PKH, Badan Litbang Pertanian, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Perguruan Tinggi,” ujar Yanyan.

Mengenai hal ini, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sugiono mengatakan, pihaknya akan kembali melakikan kajian untuk mendapatkan data akurat soal tumbuh kembangnya Belgian Blue.

“Kita sudah kaji dan hasilnya bagus. Tapi akan kita kaji lagi di tingkat peternak agar datanya akurat. Apabila sudah bagus manajemenya, baru kita distribusikan ke masyarakat,” katanya.

Sugiono berharap, Sapi Belgian Blue terus dikembangkan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri yang kebutuhannya cukup tinggi. Sapi Belgian Blue yang memiliki bobot lebih besar dibanding sapi pada umumnya diharapkan dapat meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *