Inspiratif! Berawal Dari Hobi, Pasangan Muda Ini Produktif Menuliskan Puluhan Buku

Jakarta, Inionline.Id – Berawal dari hobi yang sering dituangkan dalam blog dan surat cinta, rupanya kedua pasangan suami istri ini berhasil menjadikan hobinya sebagai profesi yang dibayar. Kedua pasangan muda yang menamatkan pendidikan S1-nya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berhasil membuktikannya.

Arif Hidayat (30) dan Senselly (25), keduanya merupakan pasangan penulis yang bisa dibilang sangat produktif. Diusianya yang masih tergolong muda, sedikitnya ada puluhan buku yang telah berhasil diterbitkan oleh berbagai penerbit di Indonesia.

“Sejak SMP saya suka menulis, terutama surat cinta. Meski surat cinta itu hampir semuanya berakhir ditempat yang sama, yaitu tong sampah. Jadi dulu kalau bikin surat cinta, saya bisa dua atau tiga halaman. Itu pun harus ngumpet-ngumpet agar tidak ketahuan sama pihak keamaan di pesantren,” ucap Arif, penulis yang telah melahirkan lebih dari 50 buku mulai dari motivasi hingga buku bergenre religi, Minggu (1 /12/2018).

Berbeda dengan Senselly, tulisan-tulisannya justru terinspirasi saat ia menonton Drama Korea. Dari film itu, dirinya banyak tergerak untuk membuat tulisan-tulisan romance di blog pribadinya. Blog yang dibuatnya dari tahun 2010 itu ternyata mendapatkan respon positif dari para pecinta drama Korea. Tidak hanya itu, beberapa buku yang berhasil dituliskannya pun berhasil diganjar label best seller dan dicetak ulang oleh penerbit.

“Kalau saya menulis itu karena awalnya suka nonton film Korea. Akhirnya hobi tersebut saya tuliskan di blog. Alhamdulillah respon pembaca saat itu besar sekali. Bahkan untuk satu tulisan saja, itu hampir seribu komentar.” kenang penulis 11 novel bergenre Korea, Minggu (1 /12/2018).

Saat ditanya tentang enaknya menjadi penulis, Arif pun memaparkan bahwa ada empat hal yang bisa membuat orang akan tergoda untuk menjadi penulis. Apalagi penulis merupakan profesi yang tidak membutuhkan banyak modal. Sangat berbeda jika harus berbisnis yang harus memiliki modal puluhan hingga ratusan juta rupiah.

”Enaknya itu kamu bakal punya empat sumber pemasukan. Kalau dalam seminar, biasanya kita sebutnya empat kantong penulis. Jadi kalau mau menjadi penulis, kamu bisa mendapatkan uang itu sedikitnya dari empat tempat: dari royalti, honor jasa penulisan, jasa konsultasi, bahkan punya honor ketika kamu diundang untuk mengisi seminar,” ucapnya pria yang aktif memberikan seminar kepenulisan di Universiatas hingga ke perusahaan swasta ini.

Empat ”kantong penulis” itu—menurtnya—sangat mungkin mungkin untuk dimiliki oleh orang-orang yang mau berkarier dalam dunia literasi. Bahkan untuk sekali mengisi seminar, seorang penulis bisa mengantongi honor yang bervariatif, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Meski begitu, perjalan Arif untuk menjadi penulis hingga seperti sekarang ini memang tidak mudah. Karenanya, ia meminta kepada penulis pemula agar bisa tahan mental, baik saat ditolak penerbit atau saat dikejar deadline.

“Penulis itu harus kuat mental. Jangan karena habis ditolak, besok down dan gak mau nulis. Saya juga dulu sering ditolak penerbit. Sampai akhirnya saya revisi dan saya tawarkan ke penerbit lain. Hasilnya, justru naskah saya dibeli dengan harga dua kali lipat.,” jelas Arif.

Arif juga menambahkan bahwa penolakan itu hal yang biasa dan pasti akan dirasakan oleh penulis pemula. Jika bisa diterima, momen tersebut justru akan membangkitkan semangat untuk berkarya lebih baik lagi. [Jc]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *