JAKARTA — Sejak resmi masuk putaran kedua, kubu pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot sudah bergerilya mendekati para pendukung Agus-Sylvi, pasangan cagub-cawagub yang tersingkir dalam pilkada putaran pertama lalu. Ada upaya yang membuahkan hasil, ada yang tidak. Partai-partai politik yang sebelumnya mendukung Agus-Sylvi pun terpecah. Antara lain Partai Persatuan Pembangunan PPP.
Sebagian pejabat dan simpatisan PPP pimpinan Ketua Umum Djan Faridz Senin malam (13/3) menyampaikan dukungan terbuka pada pasangan Ahok-Djarot. Sebelumnya, pimpinan PPP Muhammad Romahurmuziy sejak awal sudah menyampaikan dukungan pada pasangan Agus-Sylvi.
Acara deklarasi Gerasi menyokong Ahok-Djarot itu dipimpin oleh Ketua Gerasi Hendra Surahmat dan disaksikan oleh sejumlah pentolan Partai Demokrat, termasuk Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Adjeng Ratna Suminar. Ahok juga hadir menyaksikan acara tersebut dengan mengenakan kemeja kotak-kotak yang merupakan ciri khas pendukungnya. Hendra menjelaskan DKI Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia harus dipimpin oleh gubernur dan wakil gubernur yang tegas, profesional, transparan, bersih, terbukti kerja nyata, mampu membangun Jakarta, serta menciptakan kesejahteraan bagi warganya.
“Oleh karenanya, kami segenap relawan tergabung dalam Gerasi dengan ini mendeklarasikan diri untuk bergabung dan berperan aktif dalam memenangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat pada pilkada DKI Jakarta putaran kedua tanggal 19 April 2017,” ungkap Hendra.
Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot Ace Hasan Syadzily mengatakan pada wartawan, bahwa ia dihubungi lewat telepon oleh Hendra Surahmat sepekan sebelumnya dan menyambut gembira langkah itu. Hal senada juga disampaikan Ahok yang kemudian meminta para relawan Gerasi dan relawan pro-Ahok untuk mendata warga yang belum memiliki Kartu Jakarta Pintar KJP, dan sekaligus mengingatkan nomor telepon seluler khusus pengaduan jika ada warga yang mengalami masalah pengobatan, perizinan hingga lansia yang terlantar, dan lain-lainnya.
“Gerasi saya mau ucapkan terima kasih untuk dukungannya. Tapi saya juga mau kasih tugas, saya ingin namanya relawan harus menjadi pemerhati sekelilingnya, keluarganya, tetangganya. Karena saya masih menjadi gubernur ini, kalau dilanjut lima tahun kedepan, tentu lebih gampang bekerja. Untuk itu, kami ingin sekali bapak-ibu bantu lihat tetangganya, mana yang belum dapat KJP (Kartu Jakarta Pintar),” pinta Ahok.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya memperkirakan isu primordial dan agama akan semakin digunakan untuk mempengaruhi pemilih dalam pilkada kedua DKI Jakarta. Apalagi sekarang ini sidang kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum selesai dan masih berlanjut.
Yunarto mengatakan, “Pertarungan ini akan lebih punya potensi untuk menggunakan black campaign mengingat masa kampanye tidak seperti dari sebelumnya diberikan maka pertarungan akan terjadi di balik layar, pertarungan di Sosmed yang kita tahu sangat liar. Kedua, mungkin terjadi money politics, intimidasi kemudian aksi massa. Saya berharap pemerintah bisa menetralisir.” [an/Voa Indonesia]