Setelah Menghapus Unggahan Twitter Soal China Universitas di Sydney Dikritik

Internasional257 views

Inionline.id – University of New South Wales (UNSW) menerima kritik setelah menghapus unggahan di Twitter yang bernada kritis terhadap Beijing. Unggahan tersebut sebelumnya menuai sejumlah reaksi online, sampai sempat diliput oleh media China.

Akun resmi Twitter UNSW Jumat lalu mengunggah sebuah artikel berisi kutipan dari direktur Human Rights Watch Australia dan dosen hukum, Elaine Pearson.

Kutipan tersebut berbunyi: “Sekarang adalah momen penting untuk menyorotkan perhatian kepada situasi yang kian memburuk di Hong Kong”.

Beberapa jam setelahnya, muncul twit baru dari akun tersebut, yang berbunyi: “Pendapat yang dikemukakan oleh akademisi kami tidak selalu mewakili pandangan UNSW.”

“Kami memiliki hubungan yang panjang dan penting dengan China sejak 60 tahun yang lalu,” bunyi unggahan tersebut.

“UNSW menyediakan lingkungan yang terbuka & inklusif & bangga menerima kehadiran mahasiswa yang datang dari lebih dari 100 negara.”

Namun, akhirnya, kedua twit ini dihapus.

Artikel yang dimuat di situs Hukum UNSW menyuarakan jika China membutuhkan tekanan internasional untuk mengakhiri kesalahan yang terjadi di Hong Kong, yang juga mengutip Elaine Pearson.

Elaine mengatakan artikel tersebut sempat dihapus dari situs UNSW Sabtu lalu, namun sekarang bisa diakses kembali.

Mahasiswa China diketahui melaporkan tulisan ini kepada kedutaan China dan meminta agar pihaknya mendesak universitas tersebut untuk menghapus artikel dan unggahan yang berkaitan dengannya.

Elaine mengatakan sedang menunggu klarifikasi dari UNSW tentang apa yang sebenarnya terjadi.

‘Melindungi hak asasi tidak kontroversial’

“Saya tidak menulis artikel itu … saya memiliki pandangan tentang apa yang terjadi di Hong Kong dan apa yang seharusnya dilakukan oleh komunitas internasional,” kata Elaine.

“Pandangan ini jelas sekali menyinggung pendukung Partai Komunis China yang secara agresif dan beramai-ramai mendesak universitas untuk menghapus berita tersebut.”

A woman with short hair in a dark suit and red top.
Elaine Pearson, direktur ‘Human Rights Watch’ di Australia mengatakan bahwa China adalah “pengganggu” dan Australia harus menghentikannya. (Supplied: UNSW)

Pada Juni 2018, universitas ini juga membuka UNSW China Center di Shanghai “untuk memperlihatkan kehadiran institusi ini di China dan selanjutnya membangun hubungan China-Australia”.

Universitas ini juga merupakan rumah bagi Institut Konfusius yang didanai Pemerintah China, yang dalam situs webnya tergambar sebagai “perwujudan harmoni lintas budaya”.

UNSW baru-baru ini juga mengumumkan rencana memberhentikan 500 staf penuh waktu karena kekurangan dana sebesar A$370 juta, terkait berkurangnya pendapatan siswa internasional karena pandemi virus corona.

Pada bulan Juni, Biro Pendidikan China memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Australia karena meningkatnya “insiden rasis” selama pandemi.