Tempat Hiburan Ramai dan Jalanan Macet, Sejumlah Negara Asia Mulai Normal

Internasional057 views

Inionline.id – Sejumlah kota-kota di Asia mulai mendekati situasi normal menyusul dengan pelonggaran aturan lockdown di sejumlah negara.

Vietnam, salah satu kisah sukses di dunia yang dapat mengendalikan pandemi ini, telah mengizinkan bisnis yang tidak esensial, seperti bar, restoran, bioskop, dan spa dibuka kembali dalam beberapa pekan terakhir.

Ta Hien Street yang populer di Hanoi, yang dikenal sebagai tempat minum bir, tampak seperti dulu.

vietnamWarga melihat pakaian di pasar malam di Old Quarter Hanoi, Vietnam (16/05). (Getty Images)

Vietnam dengan penduduk sekitar 97 juta jiwa hanya mencatat sekitar 300 kasus Covid-19 di dalam negeri, dan nol pasien meninggal, meskipun berbatasan dengan China.

Para ahli mengatakan, Vietnam bertindak sejak awal, tidak seperti negara lain yang jumlah infeksi dan pasien meninggal tercatat dalam jumlah besar.

vietnamTa Hien Street yang dikenal sebagai jalan bir atau sudut bir di Hanoi, Vietnam, sudah mulai ramai (16/05). (Getty Images)

Thailand juga terlihat mendekati keadaan normal ketika pasar dibuka kembali pada awal bulan.

Negara ini juga mulai membuka pusat perbelanjaan minggu lalu.

thailandWarga Thailand makan di restoran pinggir jalan dengan tetap menjaga jarak (16/05). (Getty Images)

Thailand mengkonfirmasi sekitar 3.000 kasus, termasuk yang terendah di dunia.

thailandWarga berjalan-jalan di China Town, Bangkok (17/05). (Getty Images)

Di Yangon Myanmar beberapa ruas jalannya tersendat pekan lalu setelah pemerintah mengizinkan perusahaan untuk kembali beroperasi dengan menerapkan jarak aman antara para pekerjanya.

myanmarLalu lintas di Myanmar (14/05). (Getty Images)

Pemerintah mengatakan aturan pembatasan dapat diberlakukan kembali jika kasus mulai melonjak lagi.

Toko-toko di kota-kota India juga sudah mulai dibuka kembali.

Baik India dan Pakistan telah mulai melonggarkan pembatasan, bahkan ketika kasus terus meningkat, karena dampak ekonomi dari lockdown terbukti mahal.

indiaOrang-orang mengantre untuk memasuki stasiun kereta api di New Delhi (12/05). Jaringan kereta api yang sangat besar di India mulai beroperasi tanggal 12 Mei di tengah penambahan kasus di India. (Getty Images)

Kedua negara belum melihat jumlah kematian yang tinggi – sebuah tren yang mereka harapkan akan bertahan.

Sebelumnya, warga juga mulai beraktivitas seperti biasa di sejumlah kota di China menyusul dengan pelonggaran aturan pembatasan sosial.

‘Potensi gelombang kedua’

Sebelumnya, WHO meminta negara-negara yang melonggarkan aturan pembatasan untuk berhati-hati.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan tidak ada jaminan bahwa pelonggaran pembatasan sosial tidak akan memicu gelombang kedua penyebaran Covid-19.

“Banyak negara ingin keluar [dari pandemi] dengan beragam langkah. Namun rekomendasi kami masih berupa peringatan setiap negara harus berada pada tingkat [kewaspadaan] tertinggi.”

Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan, menambahkan: “Ada semacam pemikiran ajaib bahwa lockdown berfungsi sempurna dan membuka lockdown akan bagus. Keduanya penuh bahaya.”