Kementerian Kesehatan Belum Tuntas Melobi Arab Saudi soal Vaksin Booster Umrah

Nasional057 views

Inionline.id – Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya bersama Menlu Retno LP Marsudi dan Menag Yaqut Cholil Qoumas masih berproses melakukan negosiasi dengan otoritas Arab Saudi agar calon jemaah umrah Indonesia yang telah disuntik dua dosis vaksin Sinovac dan Sinopharm cukup jadi persyaratan umrah.

Negosiasi itu menyusul pemerintahan Raja Salman yang mengharuskan WNI penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm menerima suntikan booster sebelum berangkat umrah. Hal itu terjadi lantaran Saudi masih menetapkan empat jenis vaksin sebagai syarat sah bepergian ke negara kerajaan tersebut.

“Kita sedang bicara dengan Saudi, kita bertiga Menag, Menlu, dan Menkes agar jangan sampai vaksin itu keluar dari koridor kesehatan, apalagi koridor politik,” kata Budi dalam rekaman yang diterima, Kamis (14/10). Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati telah memberikan izin untuk dikutip.

Budi juga menyebut dirinya telah menyampaikan wejangan itu ke perwakilan kementerian kesehatan seluruh dunia. Ia menyoroti fenomena vaksin geopolitik yang seolah menjadikan pengunjung yang akan masuk ke suatu negara harus mempunyai sertifikat vaksin sesuai vaksin yang diproduksi oleh negara tertentu.

Padahal, kata dia, fenomena itu menurutnya tidak boleh terus berlanjut lantaran kondisi ketersediaan vaksin covid-19 di dunia masih sangat terbatas. Dia mengatakan masih banyak negara lain yang bahkan capaian vaksinasinya di bawah 10 persen.

“Jadi selama vaksin itu sudah disetujui oleh WHO harusnya kan boleh,” imbuhnya.

Budi juga meminta publik melihat kondisi capaian vaksinasi covid-19 dalam negeri. Kemenkes per Kamis (14/10) Pukul 12.00 WIB mencatat baru 104.308.702 orang yang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara baru 60.422.073 orang yang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang baru menyentuh 50,08 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 29,01 persen. Untuk itu, opsi vaksin booster menurutnya masih belum etis untuk dilakukan.

“Secara etis kasihan teman-teman kita yang belum bisa dapat akses vaksin pertama. Kita beruntung sekali sudah dua dosis, kalau kita tiga kan kita mengurangi jatah orang,” ujar Budi.

Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali sebelumya memastikan Kementerian Kesehatan Arab Saudi resmi mengizinkan penggunaan dua vaksin Sinovac dan Sinopharm bagi calon jemaah umrah. Namun jemaah haji umrah wajib disuntik salah satu vaksin lainnya seperti Pfizer, Moderna, AstraZeneca, atau Jhonson and Jhonson sebagai booster.

Merespons keharusan itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi membuka kemungkinan pemberian vaksinasi dosis tiga vaksin Covid-19 untuk calon jemaah haji umrah Indonesia.

Namun demikian, Nadia menyampaikan saat ini baik Kemenkes dan Kemenag masih membahas pengaturan teknis terkait kemungkinan vaksinasi covid-19 dosis tiga dan proses karantina setibanya tiba di bandara di Arab Saudi, dan sepulangnya kembali ke Indonesia.