Berikut ini Ciri-ciri Flu Singapura yang Sering Menyerang Anak-anak

Kesehatan657 views

Inionline.id – Waspada flu Singapura yang kini makin merajalela. Bagaimana dengan ciri-ciri flu Singapura yang disebut mudah menular pada anak usia di bawah lima tahun.

Dokter spesialis anak lulusan Universitas Gajah Mada Edi Hartoyo mengatakan orang tua perlu mewaspadai penyakit Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) atau dikenal dengan flu Singapura.
Edi, dalam diskusi daring yang diikuti, Selasa, mengatakan virus Flu Singapura yang disebabkan adanya Coxsackie Virus A16 (cox 16) dan enterovirus 71 (EV 71) yang dalam kelompok virus RNA.

Virus ini menyebabkan lesi pada telapak tangan, telapak kaki dan mulut.

“Definisi Flu Singapura adalah kumpulan gejala adanya lesi kulit memerah terutama di telapak tangan, kaki dan mulut, yang disebabkan virus dan banyak menyerang bayi dan balita usia kurang dari lima tahun, dewasa bisa kena tapi sangat jarang, yang jadi faktor risiko anak kurang 5 tahun,” kata Edi.

Diucapkan Edi, penularan flu Singapura dianggap mirip dengan penularan Covid-19 yakni melalui kontak dengan penderita ataupun lewat droplet. Selain itu, penularan bisa terjadi secara langsung lewat batuk, bersin, air liur secara oral, sampai lewat feses.

Selain bersentuhan langsung, penularan flu Singapura ini juga bisa terjadi karena penggunaan handuk bersama dengan penderita. Menyentuh mainan atau peralatan yang dipakai anak terinfeksi juga bisa menyebarkan penyakit ini.

Penularan terjadi saat virus masuk ke saluran pernapasan dan diteruskan ke faring atau tenggorokan, masuk ke usus dan memperbanyak diri, menyebar ke kelenjar limfe dalam waktu 24 jam, dan akhirnya muncul gejala lentingan pada kulit di sekitar mulut dan telapak tangan dan kaki.

“Gejalanya lesi di telapak tangan, kaki, mulut 100 persen, demam 72 persen, nyeri, sulit makan karena seperti sariawan, pilek, nyeri menelan, tapi tidak semua harus di kaki, tangan mulut, bisa seluruh badan 39 persen, dibuktikan dengan hasil PCR dari lokasi ditemukan lesi,” jelas Edi dikutip dari Antara.

Edi juga mengingatkan untuk memperhatikan gejala yang menunjukkan infeksi berat yang harus dilakukan perawatan di rumah sakit seperti demam lebih dari 39 derajat, napas cepat seperti sesak, terjadi kejang terutama anak di bawah 6 tahun yang memiliki riwayat kejang keluarga.Untuk mencegah penularan yang cepat, anak sebaiknya diisolasi mandiri selama 5-7 hari.

Tak cuma itu, penuhi asupan gizi serta cairan untuk menjaga daya tahan tubuh.Berikan pengobatan simtomatik jika anak demam dan istirahat yang cukup, rata-rata Flu Singapura bisa sembuh dengan sendirinya pada 2-3 hari, dengan lesi yang akan hilang sekitar 7 hari.

Flu Singapura juga bisa menyebabkan komplikasi berat yang berbahaya seperti meningitis dan ensefalitis pada anak yang bisa menyebabkan nyeri, tidak sadar, kejang dan kelumpuhan, sehingga diperlukan pemeriksaan cairan di otak

.”Komplikasi yang diwaspadai yang bahaya kalau menyerang otak yang menyebabkan meningitis dan ensefalitis, walaupun kasusnya sangat jarang tapi beberapa jurnal dan negara tetangga ada kasusnya kesana,” jelasnya.