Banyak Dikeluhkan Penonton, Bahasa dan Naskah 24 Jam Bersama Gaspar

Inionline.id – 24 Jam Bersama Gaspar menuai berbagai kritik dari banyak penonton, mulai dari eksekusi Yosep Anggi Noen selaku sutradara, hingga bahasa yang kaku dan cerita yang lemah.

Bahkan dalam laman Letterboxd, film yang dibintangi Reza Rahadian tersebut mendapatkan rating rata-rata sebesar 3,21 dari lima, yang berasal dari penilaian 494 akun.

Beberapa pengguna yang memberikan rating 2 hingga 3 bintang mengaku kecewa dengan eksekusi cerita yang terkesan kaku. Film itu dinilai menggunakan gaya bahasa yang tidak tepat untuk dituangkan dalam sebuah film.

“Sebagai orang yang tidak pernah baca novelnya. Kecewa parah, kirain akan sebagus atau bersifat eksperimental seperti dua film Anggi Noen sebelumnya,” ujar akun dengan rating 2,5.

“24 Jam Bersama Gaspar lagi-lagi hanyalah ambisi sutradara yang ‘kebelet’ menuangkan cerita dengan sastra, tetapi abai dengan logika cerita,” ujar pengguna lainnya dengan rating 2,5.

Penggunaan bahasa baku pada film yang ditulis oleh M. Irfan Ramli ini dinilai memengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam cerita.

24 Jam Bersama Gaspar menuai berbagai kritik dari banyak penonton, mulai dari eksekusi Yosep Anggi Noen selaku sutradara, hingga bahasa yang kaku dan cerita yang lemah. (dok. Netflix)
Penggunaan bahasa seperti pada novel dinilai tidak cocok untuk dituangkan dalam film ini, gaya cerita yang digunakan pun dinilai tidak dapat mengantarkan pesan secara maksimal kepada penonton.

Ulasan kekecewaan juga dituangkan para pengguna yang mengaku menyayangkan akting para aktor dan aktris ternama dengan gaya bahasa tersebut.

“Konsep distopia, futuristiknya oke sih, fresh belum pernah nonton film Indonesia yang konsepnya gini. Tapi script dan dialognya? Enggak kuat nontonnya, kaku banget berasa liat film animasi di-dubbing ke bahasa Indonesia,” tulis akun dengan rating 2 pada Jum’at (15/3).

“Cara bercerita yang dibuat oleh Irfan Ramli di film ini bertele-tele dan seperti masih kaku. Motivasi antagonis yang kurang kuat, dan agak pretensius,” ungkap pengguna lainnya dengan rating 3.

“Cukup puitis, masih terkesan artsy dengan soundtrack yang bagus, tapi sayangnya ceritanya kurang bisa dinikmati,” lanjutnya.

Meski begitu, beberapa pengguna turut mengapresiasi munculnya genre crime dengan gaya dunia distopia dalam dunia perfilman Indonesia. Unsur absurd juga menjadi citra tersendiri pada kisah Gaspar ini.

Permasalahan masyarakat yang digambarkan pada era masa depan, seperti krisis ekonomi, perubahan iklim ekstrim, hingga kasus kejahatan yang tinggi pun turut mendapatkan apresiasi.

“Film yang stylish dan bergaya neo-noir dengan menonjolkan dunia dystopian dengan artistik yang indah dan pengambilan kamera yang bagus ditunjang ansambel cast yang bekerja sesuai porsinya,” ujar pengguna yang beri rating 3,5.

“Meski dari cara bercerita masih kurang mulus, namun salut juga bagaimana melalui film ini kehidupan masyarakat kelas bawah, kekacauan dan kerusakan yang terjadi digambarkan,” tulis lainnya.

24 Jam Bersama Gaspar mengisahkan aksi balas dendam yang dilakukan Gaspar (Reza Rahadian), terhadap Wan Ali yang merupakan ayah dari sahabat kecilnya yang menghilang.

Dalam melakukan aksi balas dendam dengan merampok toko emas Wan Ali, Gaspar dibantu oleh karakter-karakter lainnya. Mereka juga memiliki kepentingan dan motif pribadi untuk menghancurkan serta mendapatkan harta milik Wan Ali.

Film ini dibintangi oleh aktris dan aktor lintas generasi, yakni Reza Rahadian, Shenina Cinnamon, Laura Basuki, hingga Dewi Irawan. Selain itu, ada juga Sal Priadi, Shofia Shireen, Iswadi Pratama, Kristo Immanuel, dan Landung Simatupang.

24 Jam Bersama Gaspar tayang di Netflix sejak 14 Maret 2023.