Antisipasi Gempa Susulan, Pemkab Gresik Imbau Warga Tempati Pengungsian

Antar Daerah657 views

Inionline.id – Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengimbau warga Bawean untuk menempati pos pengungsian, seiring dengan gempa susulan yang masih terjadi pasca gempa 22 Maret 2024.

“Kami imbau agar mereka yang bangunan rumahnya kurang kuat atau mengkhawatirkan, untuk menempati pos-pos pengungsian sebagai antisipasi gempa susulan,” kata Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, Sabtu (23/3) malam.

Pria yang akrab disapa Gus Yani itu juga mengatakan pihaknya langsung meninjau sejumlah tenda darurat yang dibangun swadaya oleh masyarakat di beberapa titik di Bawean.

“Semoga bencana ini segera selesai agar semuanya dapat kembali di rumah masing-masing,” katanya kepada warga.

Sementara itu, seorang warga bernama Nur mengaku sudah dua hari menempati tenda darurat lantaran masih takut bila mesti tidur di dalam rumah. Namun ia mengatakan kembali ke rumah kala siang.

“Masih takut kalau tidur di rumah, banyak gempa susulan,” ucap Nur. “Kalau siang kami balik, buat masak dan lain-lain,”

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik menyebut kerusakan yang terjadi menurut data hingga Sabtu (23/3) pukul 18.00 WIB, kerusakan terjadi di 4.304 bangunan.

“Untuk rumah totalnya 4.085, rumah ibadah 138, sekolah 68, perkantoran 12 dan fasilitas kesehatan satu,” katanya.

Namun, data tersebut akan berpotensi bertambah dikarenakan hingga Sabtu malam pukul 00.00 masih dilakukan perbaikan data.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengaku kaget dengan dua gempa signifikan yang menjadi bagian dari rentetan gempa di Laut Jawa, Provinsi Jawa Timur, Jumat (22/3).

BMKG mencatat dua gempa signifikan dari total 167 gempa yang tercatat hingga Sabtu (23/3) pukul 12.00 WIB.

Pertama, terjadi pukul 11.22 WIB dengan magnitudo 5,9 yang berjarak 37 kilometer arah Barat pulau Bawean. Kedua, terjadi pukul 15.52 WIB dengan magnitudo 6,5 yang berjarak 35 kilometer arah Barat Pulau Bawean.

Daryono menyebut keduanya berada pada kedalaman yang berbeda, dengan pertama terjadi di kedalaman 10 kilometer, sedangkan yang kedua 12 kilometer.

“Jadi, kalau kita melihat apa yang terjadi di Bawean kami juga surprise,” ujar Daryono dalam jumpa pers daring, Jumat (22/3).

Dia lantas mengatakan dua gempa tersebut adalah kejadian luar biasa dikarenakan gempa terjadi di kawasan dengan kondisi sesar yang belum terpetakan oleh pihaknya.

Hal ini berbeda dari gempa-gempa yang terjadi di sesar, Cimandiri atau Lembang.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan gempa utama terjadi pada batuan paling lemah.

Kemudian, deformasi terjadi dan meningkatkan tekanan pada bidang lain yang memicu deformasi makin banyak bidang, yang akhirnya membangkitkan gempa lebih besar.