25 Ha Lahan Pertanian dan 600 Warga Terdampak Banjir Bandang Sumbawa

Antar Daerah757 views

Inionline.id – Ratusan warga dan puluhan hektare lahan pertanian terdampak banjir bandang di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (21/2).

Saat ini BPBD Sumbawa masih melakukan asesmen atau pendataan dampak banjir bandang yang terjadi di daerah itu.

“Kami masih melakukan asesmen dampak bencana. Personel juga telah diterjunkan ke lokasi bencana,” kata Kepala Pelaksanaan BPBD Sumbawa M Nurhidayat, Kamis (22/2).

Ia mengatakan berdasarkan laporan sementara banjir bandang tersebut menerjang ratusan rumah warga dan merendam puluhan hektare lahan pertanian di Kecamatan Buer dan Kecamatan Alas.

“Luas lahan pertanian yang terdampak banjir mencapai 25 hektare. Sedangkan warga yang terdampak mencapai 600 jiwa lebih,” katanya.

Ia mengatakan banjir bandang yang terjadi pada Rabu (21/2) melanda empat desa, yakni Desa Kalabeso, Desa Jurumapin, Desa Labuhan Burung Kecamatan Buer, dan Desa Marente, Kecamatan Alas.

“Banjir bandang itu juga mengakibatkan dua jembatan putus, yakni jembatan penghubung antara Dusun Merente Loka dan Dusun Merente. Jembatan penghubung antara Desa Kalabeso ke Desa Labuhan Burung, Kecamatan Buer,” katanya.

Ia mengatakan pada Rabu kemarin sekitar pukul 14.15 WITA, terjadi hujan lebat di wilayah Hulu Kabupaten Sumbawa yang mengakibatkan bantaran sungai di Kecamatan Buer hingga mulut kali Kecamatan Alas, Desa Merente. Pada pukul 17.00 WITA terjadi luapan yang mengakibatkan banjir dan menggenangi tiga desa Kecamatan Buer.

“Selain itu, juga menggenangi rumah warga Desa Merente, Kecamatan Alas,” katanya.

Nurhidayat mengatakan kondisi banjir saat ini sudah mulai surut dan beberapa warga sudah membersihkan rumah. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi untuk penanganan lanjutan dan mendistribusikan logistik.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat tetap waspada, karena sebagian besar wilayah NTB terpantau memasuki musim hujan 2023/2024, dan sebagian masih berada pada masa peralihan.

“Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba – tiba dan bersifat lokal,” katanya.